Batik Pakualaman, Perpaduan Tradisi, Sastra dan Wastra yang Penuh Filosofi
Setiap motif Batik Pakualaman memiliki filosofi yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan spiritual masyarakat Pakualaman.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
Menurut Gusti Putri, salah satu keistimewaan manuskrip Pakualaman adalah keberadaan aneka gambar yang menyertai teksnya.
Dari pengalaman itulah terbesit sebuah keinginan Gusti Putri untuk mengalihwahanakan gambar-gambar dari manuskrip kuno itu ke wastra batik.
Lalu Gusti Putri Bersama tim perpustakaan dan tim pembatik bekerjasama mulai membuat Batik Pakualaman.
Diakui Gusti Putri, untuk menjadikan satu lembar kain batik itu tidaklah mudah.
Gusti Putri juga memikirkan gambar apa yang akan dibuat batik.
Karena tidak semua iluminasi yang ada di naskah bisa dibatik. Ada syarat-syarat yang luar biasa.
"Bahkan, naskah-naskah kuno di Pakualaman ini umumnya berusia 200 tahun jadi saya menganggap bahwa naskah-naskah itu hidup, saya tidak bisa membatik sembarangan. Tidak bisa melakukan kegiatan membatik menurut sesuai keinginan saya," jelas Gusti Putri.
Dikatakan oleh Gusti Putri bahwa ada laku prihatin yang harus dilaksanakan seperti menep, hening dulu, untuk melakukan giat membatik dari naskah menjadi batik.
Gusti Putri mengucap syukur alhamdulillah, harapan itu pun terwujud berkat dukungan dan kerja sama yang baik dari tim penciptaan Batik Pakualaman.
Gusti Putri juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua panitia yang telah mewujudkan acara ini, khusus kepada bu sakti dan Pak Widyo yang telah bersusah payah mengolah, mengusahakan bagaimana sebaiknya buku batik ini.
Tak lupa Gusti Putri menghaturkan terima kasih kepada KGPAA Paku Alam X Karena beliau yang selalu mendukungnya untuk bisa berkarya dengan batik-batik tersebut.
Gusti Putri berharap, Buku Batik Pakualaman ini bisa bermanfaat bagi semua masyarakat Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya.
Baca juga: Rekomendasi Wisata Jogja : Menjelajahi Kekayaan Budaya di Museum Batik Yogyakarta
Dalam kesempatan tersebut, turut dipentaskan satu buah tari yaitu Sajian Beksan Tyas Muncar dan peragaan kain-kain Batik Pakualaman.
Dalam peragaan kain-kain Batik Pakualaman ini ditampilkan diantaranya, Batik Sestra Lukita, Batik Indra Widagda, Batik Yama Linapsuh. Batik Surya Mulyarjo, Batik Bayu Krastala, Batik Wisnu Mamuja, Batik Brama Sembada, Batik Baruna Wicaksana dan Batik Asthabrata Jangkep.
Batik-batik ini adalah sebagian kecil dari 120 Batik Pakualaman yang telah dibuat.
| Ada Batik Festival di Kota Magelang Besok Minggu, Simak Rekayasa Lalu Lintasnya |
|
|---|
| Wanita Asal Gunungkidul Sukses Perkenalkan Batik hingga ke Jepang |
|
|---|
| Berbagi Keterampilan Batik untuk Kemandirian Penyandang Disabilitas |
|
|---|
| Sri Sultan HB X Apresiasi Gelaran Batik City Run 2025 sebagai Ruang Edukasi Batik |
|
|---|
| Batik City Run 2025 di Yogyakarta, Sarana Sosialisasi Penerapan SNI Jaga Keaslian Batik Indonesia |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.