Kasus Buang Sampah Liar di Kota Yogyakarta

pembuangan sampah secara liar oleh warga masyarakat terus terjadi di wilayah Kota Yogyakarta.

|
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Pengendara sepeda motor melintasi tumpukan sampah di trotoar taman sebelah selatan Stadion Mandala Krida, Gondokusuman, Kota Yogya, Selasa (2/7/2024). 

"Semua yang kena teguran sudah kami catat. Ada by name-nya dan tidak ada pengulangan dari yang sudah pernah tertangkap tangan," ucapnya.

Sebelumnya, Penjabat Wali Kota Yogya, Sugeng Purwanto, menyampaikan, bahwa pihaknya sedang merencanakan untuk mengaktualisasi sanksi yustisi lagi.

Sebab, untuk meminimalisisr tren pembuangan sampah liar, harus ada sedikit penekanan, supaya muncul efek jera.

"Kita mempertimbangkan ulang. Karena apa, ya, masyarakat itu memang harus diedukasi. Kalau saya boleh mengatakan, awalnya memang harus dipaksa. Kalau sudah dipaksa, nanti akan jadi terpaksa. Kalau sudah terpaksa, nanti akan menjadi biasa," katanya.

Oleh sebab itu, ia mendorong warga masyarakat bisa mengurangi produksi sampah harian dan lebih mengutamakan pengelolaan.

Terlebih, bank sampah yang sudah terealisasi di 678 titik di Kota Yogya, siap menampung sampah anorganik yang masih punya nilai keekonomian, kemudian sampah organik dapat diolah dengan metode biopori.

"Mungkin, dalam tanda kutip, mekso ki yo ra ngawur. Artinya, ya kita berdampingan secara damai dengan masyarakat, yang penting kami selalu menjalin komunikasi efektif," cetusnya. 

Krisis Buang Sampah

Kota Yogyakarta masih dihadapkan pada krisis sampah. Ribuan ton sampah masih menumpuk dan belum terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Beny Suharsono, mengungkapkan bahwa timbunan sampah di wilayah tersebut mencapai 5.000 ton.

Upaya pengangkutan terhambat karena beberapa depo sampah belum dikosongkan.

"Paling konkret kita membaca kalau 614 (ton sampah) saya angkut beberapa kali angkut akan selesai, ternyata kan di depo menggoyang saya tidak, artinya separuh terangkat saja tidak," ungkap Beny. 

Beny mencontohkan upaya pengosongan depo di Mandala Krida yang belum diikuti oleh depo-depo lain.

Hal ini menyulitkan perhitungan waktu pengangkutan dan penanganan sampah secara keseluruhan.

"Kemarin coba kita kosongkan (Mandala Krida) tetapi depo lain kan belum," ujarnya. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved