Berita Klaten Hari Ini

Komitmen Akselerasi Program KB dan Penurunan Stunting Pemkab Klaten Diapresiasi BKKBN Jateng

Apresiasi itu diberikan atas komitmen Pemkab Klaten dalam mengakselerasikan pelaksanaan program pembangunan KB dan percepatan penurunan stunting.

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Dewi Rukmini
Suasana gelaran Rakerda dan Rembuk Stunting di Pendopo Pemkab Klaten, Jawa Tengah, Kamis (13/6/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
 
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten menggelar kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Rembuk Stunting di Pendopo Ageng Kabupaten Klaten pada Kamis (13/6/2024). 


Pada kesempaten itu, Pemkab Klaten mendapatkan apresiasi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah. Apresiasi itu diberikan atas komitmen Pemkab Klaten dalam mengakselerasikan pelaksanaan program pembangunan keluarga berencana (KB) dan percepatan penurunan stunting


Hal itu disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih, saat menghadiri kegiatan Rakerda dan Rembuk Stunting di Pendopo Pemkab Klaten. Eka Sulistia mengatakan, pelaksanaan Rakerda tersebut merupakan cerminan bahwa program Bangga Kencana mendapatkan perhatian penuh dari Pemkab Klaten
Mengingat berdasarkan data yang dimiliki BKKBN Jawa Tengah, akselerasi program dalam sistem informasi keluarga di Kabupaten Klaten mencapai indikator yang sesuai harapan.


"Indikator yang harusnya naik menjadi naik, yang harus turun pun turun, jadi itu luar biasa. Contohnya pengaruh penggunaan kontrasepsi modern, di tahun lalu (2023) Klaten baru 59 persen, sekarang sudah meningkat jadi 62,8 persen, luar biasa," ucapnya  Kamis (13/6/2024). 


Kemudian, penggunaan kontrasepsi metode jangka panjang yang 2023 lalu masih 33 persen. Kini mengalami peningkatan menjadi 34,1 persen. Adapun, jumlah pasangan yang menunda keturunan tapi tidak ber-KB juga mengalami penurunan, dari 15,1 persen menjadi 10 persen. 


Selain itu, indikator indeks pembangunan keluarga di Kabupaten Klaten turut meningkat dari 59 persen menjadi 65,61 persen. Indeks kebahagiaan juga naik menjadi 74,48 persen dari 62,52 persen pada 2023 lalu. 


"Dimensi ketentraman dalam indeks pembangunan keluarga sekarnag sudah 64,80 persen, naik dari 59,40 persen. Sedangkan dimensi kemandiriannya dari 55 persen menjadi 57 persen," paparnya. 


Tak hanya itu, berdasarkan survei yang dilakukan petugas BKKBN Jawa Tengah ke rumah-rumah pada 2023. Eka mencatat hampir seluruh masyarakat Kabupaten Klaten pernah mendengar tentang program Bangga Kencana. Artinya hal itu menunjukkan bahwa kampanye tentang program Bangga Kencana dan kecepatan penurunan stunting serta komunikasi antar pribadi lewat konseling  berjalan dengan baik di Bumi Bersinar. 


"Tentu saja itu merupakan cerminan keberhasilan kolaborasi Pemkab Klaten dalam menggerakkan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting," katanya. 


Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klaten, Jajang Prihono, menyebut Bangga Kencana adalah program sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga.


Program ini bertujuan untuk mensejahterakan keluarga yang berkualitas, sehat, serta sejahtera. Oleh karena itu, sinergi dan kerjasama dari semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. 


"Sesuai yang disampaikan BKKBN bahwa semua angka indiktor Kabupaten Klaten di sistem informasi keluarga naik, baik itu ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan. Maka dapat disampaikan bahwa Ibu Bupati (Sri Mulyani) bisa membawa masyarakat Klaten bahagia dan ini capaian yang luar biasa," ujarnya.


Selain program Bangga Kencana, Jajang menyampaikan percepatan penurunan stunting juga jadi fokus utama Pemkab Klaten. Pihaknya terus berupaya menangani dan menuntaskan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang berdampak terhadap perkembangan fisik kognitif anak. 


Jajang menjabarkan, berdasarkan data terupdate di Kabupaten Klaten masih terdapat beberapa daerah yang masih merah atau capaiannya di bawah 90 persen. Di antaranya Kecamatan Prambanan masih 84,72 persen dikarenakan Puskesmas Bondalem masih 71,9 persen. Kecamatan Trucuk 89,72 persen karena Puskesmas Trucuk 1  capaiannya masih 87,8 persen. 


Lalu Kecamatan Jogonalan di angka 89,48 persen karena Puskesmas Jogonalan 2 masih 82,7 persen. Terakhir Kecamatan Klaten Utara masih di angka 88,65 persen.


"Bila dibanding April dengan angka 87,76 persen, pada Mei naik 6,55 persen menjadi 94,31 persen. Untuk itu melalui program Bangga Kencana, kami berupaya mewujudkan intervensi tepat guna mencegah dan mengatasi stunting di Kabupaten Klaten," kata dia.


Menurutnya, pemberdayaan Posyandu menjadi satu cara menurunkan angka stunting. Mengingat, Posyandu sebagai struktur terkecil dan terdepan dari pelayanan kesehatan pemerintah bisa menjangkau masyarakat secara langsung. 


Pihaknya menilai, Posyandu juga mampu memberdayakan para ibu untuk memperhatikan kesehatan anak serta pola konsumsi keluarga. 


"Tentu orang tua punya andil besar untuk memantau tumbuh kembang anak. Saya berharap melalui rakerda dan rembuk stunting itu, kita bisa merumuskan stratrgi dan langkah kongkret yang dapat diimplementasikan di lapangan," tandasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved