Komunikasi Temui Titik Temu, Pemkot Yogyakarta Harap Pengolahan Sampah di Sitimulyo Segera Berjalan
Pemkot Yogyakarta, Pemerintah Kalurahan Sitimulyo dan masyarakat terkait pembangunan pengelolaan sampah Refuse Derived Fuel mulai temui titik temu
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Komunikasi antara Pemkot Yogyakarta, Pemerintah Kalurahan Sitimulyo dan masyarakat terkait pembangunan pengelolaan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) di Sitimulyo mulai temui titik temu.
Sebagaimana diketahui, pembangunan pengelolaan sampah Pemkot Yogyakarta di Sitimulyo sebelumnya ditolak oleh warga setempat, lantaran khawatir akan membawa dampak negatif ke lingkungan sekitar.
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, mengungkapkan bahwa pada Sabtu pekan lalu pihaknya sudah bertemu pihak Pemerintah Kalurahan Sitimulyo, Piyungan, untuk melanjutkan kembali komunikasi yang sempat terhenti terkait pembangunan tempat pengelolaan sampah RDF yang akan digunakan Pemkot Yogyakarta di lahan pinjam pakai seluas 2.600 meter persegi di Sitimulyo,Piyungan.
"Sebenarnya sudah sejak lama ya itu harus segera dilakukan, tapi kan dari internal kalurahan, masyarakat kan yo perlu di-emong kabeh. Tapi InsyaAllah minggu ini semuanya bisa berjalan sesuai rencana. Makanya kemarin kami sudah turun ke kalurahan, untuk mengondisikan supaya bisa terkondisi," terang Sugeng, Senin (3/6/2024).
Sugeng menjelaskan bahwa komunikasi yang terbuka dan transparan menjadi kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan ini.
"Kami memahami bahwa masyarakat dan pemerintah setempat masih ragu-ragu, karena sampah merupakan masalah sosial yang tidak bisa diselesaikan secara terburu-buru," ujar Sugeng.
Baca juga: Kebutuhan Makin Mendesak, Pemkot Yogya Sebut TPS Kranon Bisa Segera Dioperasionalkan
Ditegaskannya, lahan pinjam pakai dari Pemda DIY di Sitimulyo tersebut nantinya bukan dibangun sebagai tempat pembuangan sampah, melainkan tempat pengelolaan sampah sebagaimana di Karangmiri, Kranon dan Nitikan.
"Tempatnya itu sendiri diparingi (diberi) oleh Pak Gubernur, tanah Sultan Ground. Jadi tidak untuk membuang sampah tapi mengolah sampah," tegas Sugeng.
"Wong nyatanya sebagai contoh, di Karangmiri, Kranon, dan Nitikan, di dekat pemukiman pun tidak masalah karena konsepnya pengolahan sampah, bukan pembuangan. Sampah ketika datang, langsung diproses, yang outputnya dimanfaatkan beberapa pihak yang sudah bekerjasama dengan Pemkot," lanjutnya.
"Kami lakukan sama seperti di Karangmiri, Nitikan dan Kranon. (Sampah) tidak menumpuk, datang, diolah, rampung. Jadi tidak akan mencemari masyarakat dan (dampak) lain-lain," tambahnya.
Lebih lanjut Sugeng mengatakan, sejauh ini alat atau mesin pengolahan sampah yang akan dioperasionalkan di Sitimulyo sudah siap.
Semetara terkait bangunan fisik, menurut Sugeng sementara ini dapat menggunakan tenda sebab terpenting para pekerja pemilah sampah tidak terpapar langsung sinar matahari.
"Alat sudah siap, lahan sudah siap juga. Kalau minggu ini jalan, 200 ton sampah per hari Kota Yogyakarta bisa aman segera, tidak terjadi timbunan," ujarnya.
"Sebenarnya dalam tanda kutip SOS (darurat), itu (tempat pengolahan di Sitimulyo) sebenarnya cukup pakai deklit yang penting para pekerja kami yang pilah sampah tidak kepanasan," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas LHK DIY Kusno Wibowo menegaskan bahwa Pemda DIY tak lantas lepas tangan begitu saja seiring penerapan desentralisasi pengelolaan sampah ke masing-masing kabupaten/ kota.
DIY Masuk Prioritas Pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik, Eksekusi Tunggu Pusat |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Bangun Sistem Satu Data, Intervensi Program Lebih Tepat SasaranĀ |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah 2026 Berpotensi Dipangkas Rp200 Miliar, Wali Kota Yogyakarta: Ada Refocusing |
![]() |
---|
Jadi Tuan Rumah Forum Smart City Nasional 2025, Kota Yogyakarta Dorong Realisasi Program Satu Data |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Optimis Paket Strategis 2025 Bisa Diselesaikan Tepat Waktu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.