Human Interest Story
KISAH Kenanga Kusuma Murdiyani, Alumni UNY yang Bisa Wisuda Tanpa KKN dan Skripsi
Meski halang rintang kerap menghadang, ia tak pantang menyerah mendapatkan titel Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Hidup Kenanga Kusuma Murdiyani, S.Pd seperti berjalan mulus.
Meski halang rintang kerap menghadang, ia tak pantang menyerah mendapatkan titel Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Baca juga: UNY Wisuda 1.133 Orang, Terbanyak dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Kenanga merupakan mahasiswa UNY program sarjana yang lulus tercepat dalam wisuda program Doktor, Magister, Sarjana dan Sarjana Terapan periode Mei 2024 yang digelar di GOR UNY, Sabtu (25/5/2024) lalu.
Ia adalah mahasiswa program studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi.
Alumni SMAN 1 Kota Mungkid Magelang tersebut memang suka membaca sejak dulu, bahkan kecintaannya pada dunia anak disabilitas terbina melalui kegemarannya membaca koran saat kelas 5 SD.
“Sejak saat itu saya sering membaca terkait kebutuhan pendidikan disabilitas khususnya, dibantu oleh ayah untuk mengumpulkan informasi terkait pendidikan bagi disabilitas hingga menemukan program studi yang relevan,” kata Kenanga.
Ia masuk ke UNY melalui jalur yang kala itu masih disebut sebagai Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Masa kuliah pun ia jalani dengan bahagia dan senang karena membahas topik yang ingin diperdalam olehnya sejak di bangku sekolah.
“Bersumber dari rasa senang itulah saya merasa lebih ringan dalam menjalankan perkuliahan karena tidak ada paksaan dalam belajar,” katanya.
Menurut dia, bangku perkuliahan merupakan momen penting untuk mengembangkan diri dan lebih leluasa dalam melaksanakan hal-hal yang bermanfaat.
Sejak ada di SMP hingga SMA, Kenanga sudah aktif berorganisasi untuk meningkatkan social skill dan leadership.
Adapun aktivitas sosial yang dilakukannya yaitu mengajar secara gratis bagi anak-anak agar mereka tidak kesulitan dalam mengerjakan tugas dan motivasi belajarnya menjadi meningkat.
Saat itu, kurang lebih terdapat 10 anak yang belajar setiap harinya setelah selesai salat Maghrib. Ini yang membuat kecintaannya di dunia pendidikan meningkat.
Warga Dusun Salaman, Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang tersebut juga aktif berorganisasi di kampus.
Cerita Siswi Sekolah Rakyat di Bantul, Sempat Susah Tidur dan Kangen Rumah |
![]() |
---|
Cerita Faishal Ahmad Kurniawan, Putra Bantul yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
KISAH Mbah Sutarji, Pejuang Penambal Jalan Berlubang yang Ikhlas Tanpa Minta Imbalan |
![]() |
---|
Kisah Putri Khasanah, Anak Pedagang Asongan di Bantul yang Bisa Kuliah Gratis di UGM |
![]() |
---|
Cerita Elsa Yuliana Anak Marbot Masjid dari Kulon Progo Masuk UGM Tanpa Tes |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.