Pedagang Pasar Beringharjo Sebut Peningkatan Omzet Selama Libur Lebaran 2024 Kurang Signifikan

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Para pedagang Pasar Beringharjo, terutama di sisi barat, merasakan peningkatan omzet selama libur panjang Lebaran 2024 lalu.

Meski demikian, keuntungan yang didapat dinilai masih jauh dari harapan, bahkan menurun dibanding momen serupa pada tahun sebelumnya.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Barat, Ahmad Zainul Bintoro, menandaskan, peningkatan pengunjung memang dirasakan pedagang.

Baca juga: Kemenparekraf Bersama LSP Pariwisata JDI Gelar Uji Kompetensi Manajemen Pertunjukan

Namun, wisatawan maupun pemudik yang datang ternyata tidak seramai yang dibayangkan, sehingga peningkatan omzetnya kurang signifikan.

"Mungkin kenaikan omzet dari sebelum lebaran itu sekitar 40 persen, atau 50 persen paling banyak," tandasnya, Kamis (18/4/2024).

Persentase tersebut, lanjut Bintoro, cenderung turun hingga 30 persen, jika dibandingkan masa-masa libur lebaran tahun sebelumnya.

Selain faktor pemulihan pasca pandemi Covid-19, ia memperkirakan, rentetan bencana alam hingga cuaca yang tak menentu, turut memberi dampak.

"Per hari setiap toko berbeda. Kalau tempat saya, saat puncak H+3 bisa (terjual) sekitar 50 (pcs). Hari Sabtu-Minggu bisa 50-60, tapi lainnya di bawah itu," ujarnya.

Adapun komoditas favorit yang diburu wisatawan selama libur lebaran antara lain kaos, kemeja lengan panjang dan pendek, hingga daster bernuansa batik.

Menurutnya, banderol yang dipasang para pedagang di Pasar Beringharjo sisi barat pun sangat bersahabat, serta dapat dijangkau semua kalangan.

"Saat puasa yang ramai tren pakaian muslim, sedangkan batik sepi. Biasanya memang batik itu ramainya setelah lebaran," urainya. (aka)