Pemkot Yogyakarta Pastikan Daging Sapi yang Beredar di Wilayahnya Bebas Antraks
Daging-daging sapi dari daerah sebaran antraks di Kabupaten Sleman dan Gunungkidul terpantau belum masuk ke Kota Yogyakarta.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta memastikan daging yang beredar di wilayahnya dalam kondisi aman dan terbebas dari paparan antraks.
Namun, pihak eksekutif mengimbau supaya masyarakat tidak tergiur daging dengan harga murah dan lebih mengedepankan kualitas yang ditawarkan.
Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sri Panggarti, mengatakan kasus antraks di DIY masih terlokalisir dan belum ada laporan meluas.
Artinya, konsumen tidak perlu khawatir dalam membeli daging selama kondisinya segar dan tidak dibanderol dengan harga terlampau murah.
"Jangan tergiur membeli daging murah. Kemungkinan patut kita curigai daging yang murah berasal dari sapi yang mungkin dipotong tidak sehat, atau bahkan sudah mati," tandasnya, Kamis (14/3/2024).
Panggarti menyampaikan, daging-daging sapi dari daerah sebaran antraks di Kabupaten Sleman dan Gunungkidul terpantau belum masuk ke Kota Yogyakarta.
Pada 13 Maret 2024 lalu, lanjutnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY sudah melakukan koordinasi lintas sekor, termasuk dengan Dinkes dan BPBD seluruh kabupaten dan kota.
"Jadi, itu daging wilayah antara Pramban dan Gunungkidul. Meski dua kabupaten, tapi hanya dibatasi sungai, jadi berdekatan," ucapnya.
"Nah, hewan posisinya setengah mati terus dipotong. Kemudian, dagingnya itu hanya dikonsumsi (warga) daerah situ saja, tidak keluar," urai Panggarti.
Meski demikian, Panggarti mengakui, untuk memastikan daging benar-benar terbebas dari antraks secara kasat mata memang sangat sulit, karena harus melalui uji lab.
Namun, yang harus dikenali masyarakat adalah pilih daging yang warnanya merah segar, teksturnya kenyal dan aromanya menciri ke masing-masing daging.
"Kalau sapi, ya, bau sapi, kalau kambing, ya, kambing. Hindari daging yang mulai bertekstur lembek dan berwarna tidak segar," ujarnya. (*)
Pemkot Yogya Perkuat Pembatasan Kantong Plastik Sekali Pakai, Pasar Tradisional Jadi Sasaran Utama |
![]() |
---|
Gotong Royong Berbagai Pihak, Rehabilitasi Dua RTLH Dilakukan di Mantrijeron Kota Yogyakarta |
![]() |
---|
OPD Pemkot Bergerak, Sekretariat DPRD Kota Yogyakarta Sukseskan 'Mas JOS' di Cokrodiningratan |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Usulkan Pengembangan Embung Giwangan dengan Danais, Butuh Anggaran Rp2 Miliar |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Kini Punya Data GeoTaktis, Intervensi Program Bakal Lebih Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.