Disperindag DIY Sebut Kondisi Ekspor Mulai Membaik, Tembus 40,18 Juta Dollar AS

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Syam Arjayanti nilai ekspor DIY sudah lebih baik dari tahun sebelumnya. 

The Indian Wire
Ilustrasi ekspor impor 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Nilai ekspor DIY pada Januari 2024 mencapai US$ 40,18 juta. 

Menurut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Syam Arjayanti nilai ekspor DIY sudah lebih baik dari tahun sebelumnya. 

Meski begitu, kondisi ini masih belum sesuai harapan. 

"Kondisi global belum membaik, tetapi pelaku usaha sudah mulai beradaptasi," katanya, Minggu (10/03/2024). 

Ia menyebut jika dilihat dari pameran ekspor skala internasional di Indonesia pada akhir Februari lalu, banyak calon buyer yang hadir dan melakukan transaksi. 

Harapannya pameran ekspor skala internasional ini dapat semakin menggairahkan ekspor DIY. 

"Harapannya tren ke depan akan lebih baik," ujarnya. 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, aktivitas ekspor DIY pada Januari 2024 meningkat dibanding periode yang sama tahun 2023. Pada Januari 2023, nilai ekspor DIY hanya US$ 36,82.

Kepala BPS DIY menerangkan ekspor sektor pertanian mencapai US$ 0,43 juta. Secara bulanan meningkat 72 persen, sedangkan secara tahunan naik 186,67 persen.

Baca juga: Jelang Ramadan, Disperindag DIY Intensif Gelar Pasar Murah untuk Stabilkan Harga Sembako

Industri pengolahan menjadi sektor kedua yang memberikan andil nilai ekspor yang cukup besar. 

Nilai ekspor industri pengolahan sebesar US$ 39,75 juta. Secara bulanan mengalami penurunan 14,96 persen, namun secara tahunan naik 8,40 persen. 

"Ekspor DIY pada Januari 2024 tercatat 98,93 persen adalah ekspor barang-barang hasil industri pengolahan. Pangsa ekspor DIY pada posisi Januari adalah Amerika Serikat US$ 17,20 juta atau 42,81 persen, kedua Jerman dengan nilai US$ 4,93 juta atau 12,27 persen, ketiga adalah Jepang dengan nilai Rp 3,23 juta atau 8,04 persen," terangnya. 

"Australia dan lainnya nilainya di bawah US$ 3 juta dan secara pangsa di bawah 6 persen. Jadi secara ringkas untuk secara kawasan Uni Eropa pangsa 25,78nya, kemudian ASEAN 2,24 persen," lanjutnya.

Menurut golongan barang, komoditas ekspor tertinggi adalah pakaian jadi bukan rajutan dengan nilai ekspor US$ 13,99 juta, kemudian prabot penerangan rumah dengan nilai ekspor US$ 5,33 juta, barang-barang dari kulit dengan nilai ekspor US$ 4,38 juta, kemudian kelompok barang lain masing-masing di bawah US$ 4 juta. (maw) 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved