Ramadan 2024

Ini 7 Kondisi yang Menyebabkan Ibu Hamil Tidak Boleh Puasa

Puasa idealnya dilakukan pada trimester kedua. Namun, selalu konsultasikan dengan dokter untuk menilai manfaat dan risiko dari puasa saat hamil

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
THINKSTOCKPHOTOS
Ilustrasi ibu hamil 

4. Sakit kepala yang intens

Ibu hamil yang mengalami sakit kepala  intens dan berkepanjangan bisa disebabkan hipertensi dan bahkan preeklampsia.

Sakit kepala timbul karena tekanan darah tinggi yang mengganggu aliran darah menuju ke otak.

Puasa tidak direkomendasikan untuk ibu hamil yang memiliki kehamilan risiko tinggi. Kondisi ini dapat membahayakan diri sendiri dan janin dalam kandungan.

Meski dokter Anda mungkin memberikan izin, segeralah berhenti puasa bila Anda mengalami gejala lain, seperti penglihatan buram, mual, muntah, kaki bengkak, dan nyeri perut bawah.

Baca juga: Selain Segar, Ini 5 Manfaat Infused Water untuk Kesehatan Tubuh

5. Nyeri perut mirip kontraksi

Kurangnya asupan cairan selama puasa dapat membuat volume darah berkurang. Aliran darah yang berkurang ke rahim bisa memicu nyeri perut dan kram yang mirip dengan kontraksi.

Menurut American Pregnancy Association, dehidrasi yang parah bisa menjadi pemicu kontraksi palsu atau yang juga disebut kontraksi Braxton Hicks.

Kontraksi ini umumnya terjadi pada trimester ketiga, yakni sejak usia kehamilan 35–36 minggu.

Munculnya kram dan nyeri perut mirip kontraksi ini kadang menjadi tanda ibu hamil harus membatalkan puasa, terlebih bila dicurigai sebagai tanda kelahiran prematur.

6. Berat badan turun

Normalnya, berat badan pada ibu hamil akan terus meningkat selama kehamilan. Kenaikannya yaitu 1–2 kilogram pada trimester pertama dan 500 gram tiap minggu berikutnya.

Berpuasa akan mengurangi asupan gizi dari makanan dan minuman yang penting untuk janin, apalagi jika Anda memaksakan diri.

Berat badan ibu hamil yang tidak berubah atau justru turun bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

Oleh karena itu, penting untuk mengukur berat badan secara berkala. Jika berat badan Anda turun banyak saat hamil, segera konsultasikan dengan dokter kandungan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved