Mengenali Robotic Therapy & VR Sebagai Terapi Stroke yang Canggih, Bantu Pasien Pulih Lebih Cepat

Dunia medis kini menghadirkan terobosan baru di bidang neurorehabilitasi lewat teknologi robotic therapy, virtual reality (VR) dan wearable devices.

Istimewa
Mengenali Robotic Therapy & VR Sebagai Terapi Stroke yang Canggih, Bantu Pasien Pulih Lebih Cepat 

TRIBUNJOGJA.COM - Kabar baik bagi para penyintas stroke dan pasien dengan gangguan saraf lainnya. Dunia medis kini menghadirkan terobosan baru di bidang neurorehabilitasi lewat teknologi robotic therapy, virtual reality (VR), dan wearable devices.

Ketiga teknologi ini disebut mampu mempercepat pemulihan fungsi motorik pasien serta merangsang neuroplasticity otak, atau kemampuan otak membentuk jalur saraf baru setelah cedera.

Lantas apa keunggulan dan bagaimana cara kerjanya?

1. Robotik Jadi Andalan Rehabilitasi

Jika dulu terapi konvensional hanya mengandalkan latihan manual, kini hadir perangkat robotik seperti exoskeleton dan robot lengan. 

Dengan alat ini, pasien bisa berlatih gerakan berulang dengan presisi tinggi. Hasilnya, proses pemulihan jadi lebih cepat, terukur, dan menyenangkan.

Baca juga: Code Stroke: Kenali Gejala, Selamatkan Nyawa

2. Virtual Reality Bikin Terapi Lebih Imersif

Bayangkan pasien berlatih sambil masuk ke dunia virtual. Itulah yang ditawarkan VR. 

Teknologi ini menghadirkan latihan kognitif dan motorik dalam bentuk simulasi interaktif. Tak hanya efektif, tapi juga membuat pasien lebih semangat karena terasa seperti bermain game.

3. Wearable Devices, Pantau Pasien Real-Time

Tak ketinggalan, hadir juga wearable devices berupa sensor gerak dan pelacak postur.

Alat ini membantu dokter memantau kondisi pasien secara real-time. 

Pasien pun bisa berlatih mandiri di rumah dengan tetap mendapatkan biofeedback untuk memperbaiki gerakan.

Feisal Rahmady dari Fourier Rehab, produsen teknologi robotik rehabilitasi di Indonesia, menegaskan pihaknya ingin menghadirkan teknologi yang ramah pasien.

“Kami di Fourier Rehab percaya bahwa teknologi harus memberdayakan, bukan menggantikan. Dengan pendekatan berbasis data dan sistem robotik yang cerdas, kami ingin membantu pasien Indonesia mendapatkan terapi yang lebih akurat, menyenangkan, dan berkelanjutan,” ujar Feisal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved