Prof Sarjiya Sampaikan Permintaan Maaf Kepada Sang Adik, Suaranya Bergetar

Dalam pidatonya, Prof Sarjiya menceritakan adiknya yang rela putus sekolah agar dirinya bisa melanjutkan pendidikan.

|
Editor: ribut raharjo
ist
Prof Sarjiya menceritakan adiknya yang rela putus sekolah agar dirinya bisa melanjutkan pendidikan 

TRIBUNJOGJA.COM - Kisah perjalanan seorang Sarjiya hingga dikukuhkan sebagai Guru Besar UGM Yogyakarta penuh dengan liku dan selayaknya kita harus belajar dari pria asal Kulon Progo, DIY ini.

Nama Prof Sarjiya ramai didiskusikan setelah media sosial X melalui @sosmedkeras pada Sabtu (17/2/2024), mengunggah video pengukuhan Guru Besar-nya.

Dalam pidatonya, Prof Sarjiya menceritakan adiknya yang rela putus sekolah agar dirinya bisa melanjutkan pendidikan.

Dengan suara berfgetar, dia secara khusus memohon maaf kepada sang adik, Suparsih yang pada waktu itu terpaksa tidak bisa lanjut ke bangku SMA meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik.

Dalam video tersebut, Prof Sarjiya menceritakan adiknya yang rela putus sekolah agar dirinya bisa melanjutkan pendidikan.

"Secara khusus saya memohon maaf kepada adik Suparsih yang pada waktu itu terpaksa tidak bisa lanjut ke bangku SMA meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik," kata Prof Sarjiya dengan suara bergetar.

Permintaan maaf itu disampaikan Prof Sarjiya dalam pidatonya ketika pengukuhan sebagai Guru Besar di ruang Balai Senat UGM, Kamis (1/2/2024).

Pria kelahiran Kulon Progo DIY itu merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Sarjiya lahir dari keluarga kurang mampu.

Kedua orang tua Parjiya bahkan tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis karena tidak pernah merasakan bangku sekolah.

Ayahnya, Pujidiyono, sehari-hari bekerja sebagai buruh tobong labor atau pengrajin gamping.

Sementara ibunya, Sumirah merupakan pedagang gula jawa yang setiap hari berkeliling menyusuri jalananan Kota Yogyakarta.

"Bapak dan ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah,” ungkap Sarjiya. Meskipun begitu, kedua orangtuanya tetap gigih menyekolahkan Sarjiya dan adik perempuannya, Suparsih.

Pada 1993, Sarjiya diterima menjadi mahasiswa S1 Teknik Elektro UGM dan melanjutkan studi S2 di tempat yang sama.

Selanjutnya, ia sukses meraih gelar doktor dari Chulalongkorn University, Thailand.

Adiknya rela putus sekolah demi dirinya Berbeda dengan Sarjiya, adiknya, Suparsih tidak seberuntung dirinya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved