Memasuki Musim Hujan, Tumpukan Sampah Menggunung Nyaris Sentuh Langit-langit Depo

"Artinya kita seperti rencana semula yang pernah kami sampaikan bahwa TPA (Piyungan) penuh di bulan April, setelah itu desentralisasi ke kabupaten/ kota," ujar Kusno.

Terkait depo-depo di Kota Yogya yang menggunung dan tidak lagi mampu menampung sampah, Kusno mengatakan bahwa ada kebijakan khusus apabila ada permintaan dari kabupaten/ kota untuk mengangkut sampah-sampah tersebut.

"Terkait kondisi beberapa hari terakhir khususnya di depo-depo di wilayah Kota Yogya yang ada luapan sampah, dari kami ada kebijakan khusus apabila ada permintaan dari kabupaten/ kota untuk pengangkutan-pengangkutan yang khusus. Tapi memang harus ada permintaan, dari hasil evaluasi kabupaten/ kota," terangnya.

"Jadi itu di luar kuota yang sudah kita tetapkan. Nah kuotanya masih 370 ton per harinya untuk Sleman, Kota Yogya dan Bantul," lanjutnya.

"Sampai hari ini coba nanti kami cek, sudah atau belum (permintaan pengangkutan sampah dari Kota Yogya). Tapi skenario atau atau SOP-nya demikian, tetap ada pengangkutan khusus tapi harus ada pengajuan dari Kota Yogya misal," imbuhnya.

Kusno tak menampik, apabila ada permintaan pengangkutan sampah secara khusus tentu saja akan menambah kuota sampah yang harus dikelola.

"Kuota untuk Kota Yogya tetap di angka 140 ton, namun memang kita alokasikan khusus di luar kuota yang sudah kami tetapkan. Tidak bisa kami sampaikan (terkait kuota khusus) nanti sesuai dengan kemampuan kami di lapangan. Kalau disampaikan, nanti semua minta (alokasi kuota khusus)," ujarnya.

"Memang diberikan ketika ada kondisi-kondisi khusus, seperti musim hujan dan ketika kemarin saat Nataru," pungkasnya. (*)