Memasuki Musim Hujan, Tumpukan Sampah Menggunung Nyaris Sentuh Langit-langit Depo
Tinggi tumpukan sampah yang nyaris menyentuh langit-langit depo sekira 2-3 meter, praktis membuat aroma tak sedap tercium saat melintas.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Memasuki musim penghujan, tumpukan sampah yang tidak terangkut memenuhi depo-depo di wilayah Kota Yogyakarta.
Dari pantauan Tribun Jogja, Rabu (31/1/2024) siang, setidaknya ada dua depo sampah di Kota Yogya yang tak lagi dapat menampung sampah.
Yakni depo yang terletak di sisi barat Stadion Mandala Krida serta depo di sisi timur SPBU Coco Pertamina di Jalan Lempuyangan.
Bahkan, saking banyaknya tumpukan sampah di depo sisi barat Stadion Mandala membuat gerbang harus ditutup agar tak lagi ada warga yang membuang sampahnya di sana.
Tinggi tumpukan sampah yang nyaris menyentuh langit-langit depo sekira 2-3 meter, praktis membuat aroma tak sedap tercium saat melintas.
Sementara di depo sisi timur SPBU Coco Pertamina Lempuyangan, tumpukan sampah tingginya mencapai sekira 2 meter.
Agar tak lagi ada warga yang membuang sampah di sana, dipasang terpal berwarna silver.
Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan DIY, Tri Saktiyana, angkat bicara terkait hal tersebut.
"Tentu kalau kemarin-kemarin kan nggak hujan, sehingga sampah itu ringkes. Sekarang hujan itu sering intensitasnya, sehingga akan tambah tonase (sampahnya). Dari sisi berat itu kan ketika ketambahan air, bertambah beratnya. Padahal (jumlah) sampahnya sama," terang Tri Saktiyana ditemui di Kompleks Kepatihan, Rabu (31/1/2024).
"Misalnya tas kresek siji garing (satu kering), sijine teles (satu basah), kan beda (beratnya). Tapi untuk jumlah sampah yang masuk ke TPA tetap kita kendalikan. Kuota sampah Kota Yogyakarta sebesar 140 ton itu kita kendalikan betul supaya daya tampungnya bisa tetap terjaga untuk desentralisasi, nanti setelah April," imbuhnya.
Ditambahkannya, persiapan desentralisasi pengelolaan sampah saat ini terus berjalan.
Sekadar informasi, untuk Sleman sudah mulai berjalan dengan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani Kalasan yang dibangun dengan konsep tidak ada limbah dan mengolah limbah menjadi bahan bakar.
Sementara Bantul, pada tahun anggaran 2024 pemerintah kabupaten berencana membangun TPST di daerah Dingkikan, Desa Argodadi, Kapanewon Sedayu dan daerah Modalan di Kapanewon Banguntapan serta meningkatkan sarana pengolahan sampah di wilayah Niten.
"Untuk penanganan sampah di Kota Yogya, ketika ada pembatasan dari TPA Piyungan tentu di tingkat timbunan sementara ini yang harus kita jaga, baik di rumah tangga, hotel-hotel dengan pemilahan dan pengurangan. Kemudian untuk bank sampah perlu lebih aktif lagi di samping menggencarkan gerakan Mbah Dirjo, apalagi di musim hujan seperti saat ini tonase sampahnya langsung berlipat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo mengatakan bahwa target diterapkannya kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah tak berubah, yakni mulai April 2024 mendatang.
DIY Masuk Prioritas Pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik, Eksekusi Tunggu Pusat |
![]() |
---|
BMKG Prediksi Musim Hujan Mulai Oktober, Puncaknya Desember-Januari, Warga Diimbau Waspada |
![]() |
---|
Buka Road to MILO ACTIV Race 2025, Wali Kota Yogyakarta Sosialisasikan Budaya Olah Sampah |
![]() |
---|
Libatkan Danantara, Pemkot Yogyakarta Jajaki Kerja Sama Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik |
![]() |
---|
10 Tempat Pembakaran Sampah Tak Berizin di Bantul Ditutup Paksa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.