Human Interest Story
Kisah Mbah Wo, Dulu Pilot Pesawat Tempur Kini Jualan Bakmi Jawa di Maguwoharjo Sleman
Siapa yang menyangka, lelaki bergaya nyentrik ini dulu adalah pilot pesawat tempur pengebom. Penjaga langit Nusantara.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB malam.
Soal resep, hidangan Bakmi Mbah Wo, si mantan pilot pesawat tempur jenis Hawk pabrikan Inggris dan Sky Hawk dari Amerika Serikat ini mengambil resep dari hasil racikan citarasa sendiri.
"Resep saya olah sendiri. Karena dari dulu, saya memang paling suka bakmi. Terutama bakmi rebus," kata mantan Komandan Skadron Udara 11, Lanud Hasanuddin ini.

Rekrut Belasan Anak Muda Indonesia Timur
Kafe RedWood cukup luas. Berdiri di atas lahan seluas 2.500 meter persegi.
Tempatnya nyaman, bersih dengan arsitektur Jawa dan pohon perindang.
Kafe ini juga dilengkapi dengan kolam ikan, toilet hingga musholla. Asyik untuk menikmati kuliner sambil menikmati waktu luang.
Mbah Wo mengatakan, selepas dirinya purnatugas dari prajurit TNI bukan berarti lepas segala pengabdian.
Dirinya, kini mengaku lebih leluasa untuk berkarya dan mengekpresikan segala minat yang dulu belum terealisasi.
Satu di antaranya, membangun kafe dan jualan kuliner Bakmi.
Kini, Ia mengaku bersyukur karena usahanya sudah berjalan dan bisa merekrut 18 anak-anak muda.
Mayoritas dari mereka adalah anak-anak dari Indonesia Timur.
"Kenapa?. Karena saya ingin berbagi. Melihat mereka, saya memiliki rasa kepedulian sosial. Mereka ini kan merantau. Makanya kita rangkul. Mereka ulet dan setia. Loyalitasnya bagus. Dan ternyata bisa, mengikuti apa yang saya ajarkan," kata Mbah Wo.
Pria yang pernah tugas dinas di Kedutaan Beijing (2006-2009) sebagai Atase Pertahanan ini mengaku ingin memberikan inspirasi kepada generasi muda maupun purnawirawan TNI lainnya, bahwa ketika sudah purna bukan berarti selesai mengabdi.
Tapi harus terus berkarya. Baginya, jalan berwirausaha ini adalah cara agar terus memiliki nilai dan bermanfaat.
"Karena kalau kita berwirausaha, kita kan harus mengupayakan bagaimana memberikan gaji kepada karyawan-karyawan kita. Ini tantangan. Tapi saya bersyukur, dengan ini membuat saya bisa terus berbagi," ujar pria lulusan AAU Adisucipto tahun 1985 ini.
( tribunjogja.com/ ahmad syarifudin )
Kisah Zaira Bertels, Bangun Usaha Pemanfaatan Limbah di Sleman Jadi Produk Interior Berskala Ekspor |
![]() |
---|
Cerita Siswi Sekolah Rakyat di Bantul, Sempat Susah Tidur dan Kangen Rumah |
![]() |
---|
Cerita Faishal Ahmad Kurniawan, Putra Bantul yang Lolos Jadi Anggota Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
KISAH Mbah Sutarji, Pejuang Penambal Jalan Berlubang yang Ikhlas Tanpa Minta Imbalan |
![]() |
---|
Kisah Putri Khasanah, Anak Pedagang Asongan di Bantul yang Bisa Kuliah Gratis di UGM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.