Pencemaran Air jadi Salah Satu Faktor Tingginya Stunting di Seyegan, Ini Langkah Pemkab Sleman

Penanganan stunting masih menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Sleman di tahun 2024.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, bersama Kepala Disdukcapil Sleman, Sumiarto, saat meninjau Sisir Adminduk yang tahun ini diluncurkan kali pertama di Kalurahan Margomulyo, Seyegan, Kabupaten Sleman, Selasa (16/1/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Penanganan stunting masih menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Sleman di tahun 2024.

Seyegan menjadi salah satu Kapanewon yang menjadi perhatian.

Pasalnya angka prevalensi stunting di Sleman bagian barat ini masih cukup tinggi.

Berdasarkan hasil survei elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM), angka stunting di Kapanewon Seyegan tahun 2023 berada di angka 7,2 persen atau lebih tinggi dari rata-rata di Kabupaten Sleman sebesar 4,51 persen. 

Salah satu upaya menurunkan stunting di Kapanewon Seyegan dilakukan dengan pipanisasi air bersih.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengungkapkan, berdasarkan hasil kajian ilmiah yang telah dilakukan kasus stunting di Seyegan bukan hanya dipengaruhi faktor kesalahan pola asuh, maupun kekurangan gizi bagi Ibu hamil maupun anak yang baru lahir.

Tapi juga dipengaruhi faktor lingkungan, yang satu di antaranya karena sumber air minum terkonfirmasi mengandung bakteri Escherichia coli atau E-coli. 

"Kita sudah riset. Nah untuk sebagian (sumber air) di Seyegan ternyata terkonfirmasi ada E-colinya. Kita melakukan riset ini agar penanganannya tepat," kata Kustini, Rabu (17/1/2024). 

Pihaknya mengaku sudah mencanangkan sejumlah program untuk menangani permalasahan stunting ini.

Selain program rutin pemenuhan kecukupan gizi bagi bayi maupun ibu hamil, juga ada pemberian sambungan air bersih untuk warga masyarakat Seyegan.

Program ini bekerjasama dengan PDAM Tirta Sembada. Rencananya, air bersih ini akan diambil dari sumber mata air di wilayah Turi melalui program pipanisasi. 

"Sambungan PDAM ini kita gratiskan. Dan ini juga dibantu oleh pemerintah pusat, kita mengajukan di Kementerian untuk menyambungkan air dari atas di Turi nanti dialirkan ke Seyegan. Kemarin sekitar 7 kilometer airnya dapat menyambung," katanya. 

Lebih lanjut, Kustini mengungkapkan program pipanisasi air bersih di Seyegan ini sudah dimulai.

Tahap pertama sasarannya untuk 2.000 sambungan rumah tangga. Baik untuk keluarga miskin maupun mampu.

Sebab, stunting di Kabupaten Sleman tidak selalu identik dengan kemiskinan sehingga semua keluarga menjadi prioritas.

Di tahun 2024 ini, Pemkab Sleman berkolaborasi semua pihak menargetkan dapat menurunkan prevalensi stunting hingga satu persen. 

"Sekarang kan masih di angka 4,51 persen, kalau zero stunting mungkin berat. Tapi kita mengharapkan bisa turun satu persen dengan adanya program-program yang ada," kata Kustini. 

Pengukuran stunting di Kabupaten Sleman melalui E-PPGBM di akhir tahun 2023 menyasar 55.213 balita dengan jumlah balita terpantau 48.957.

Dari survei tersebut balita stunting di Bumi Sembada di rentang usia 0-59 bulan dari data Puskemas sebanyak 2.208 balita atau 4,51 persen.

Pakem dan Seyegan menjadi dua Kapanewon penyumbang angka stunting yang relatif masih tinggi. Yaitu di angka 8,69 dan 7,21 persen. Sedangkan terendah berada di Tempel dan Berbah dengan angka 2,08 dan 2,37 persen. 

Panewu Seyegan Samino mengungkapkan, sewaktu dirinya awal menjabat memang diberi informasi dari Puskemas yang telah menggali determinan atau faktor penyebab stunting di Seyegan yang masih tinggi.

Selain faktor pola asuh maupun kecukupan gizi ternyata juga ada faktor lingkungan. Dari 30 sampel air sumur tanah yang diuji ternyata 29 di antaranya terkonfirmasi mengandung bakteri e-coli. Berangkat dari temuan tersebut, pihaknya kemudian bersurat ke Bupati. 

"Kebetulan PDAM Sleman ada program bantuan pipanisasi untuk warga di kabupaten Sleman. Gayung bersambut. Jadi informasi yang disampaikan Bupati (soal pipanisasi) dalam proses realisasi. Tentunya instansi di level kabupaten telah berkoordinasi dengan PDAM. Kami di level wilayah sifatnya menunggu," kata dia.(rif)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved