Kelompok Penerus Negeri di Yogyakarta Kenalkan Program Tukar Sampah dengan Sembako
Masyarakat diberi edukasi tentang cara mengolah sampah agar memiliki nilai rupiah.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Persoalan sampah di Yogyakarta masih menjadi perhatian publik tak terkecuali para pemuda kelompok relawan Penerus Negeri di DIY.
Mereka menggalakkan kesadaran peduli lingkungan dengan cara menukar sampah dengan aneka macam sembako.
Program itu berjalan di Kampung Nitriprayan, Kasihan, Kabupaten Bantul dengan tema Optimalisasi Pemanfaatan Daur Ulang Sampah Menjadi Sembako.
Besta Eins Yudharta selaku Koordinator Penerus Negeri Yogyakarta mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan sejumlah pihak untuk bersama mengatasi sampah.
Masyarakat diberi edukasi tentang cara mengolah sampah agar memiliki nilai rupiah.
"Kami kolaborasi dengan mbak Griya Pradianzi dan pak Datin Wisnu Pranyoto untuk bisa bareng-bareng peduli lingkungan dengan cara menukar sampah jadi sembako," katanya, Senin (15/1/2024).
Dia menuturkan permasalahan sampah menjadi konsentrasi tinggi di Yogyakarta beberapa bulan terakhir, semenjak TPST Piyungan dilakukan penutupan.
"Ini sebuah gerakan masyarakat untuk peduli sampah. Selain soal sampah, kami juga lakukan sosialisasi tentang stunting," terang dia.
Baca juga: Atasi Masalah Sampah, Pemkot Yogyakarta dan BPD DIY Salurkan CSR untuk Kelompok Tani di Giwangan
Besta menuturkan setidaknya ada 250 anggota Penerus Negeri di Yogyakarta yang menggalakkan program yang sama di DIY.
Sementara Griya Pradianzi mengatakan sampah yang ditampung dan ditukar dengan sembako adalah sampah jenis plastik.
"Untuk satu kilogram sampah akan dapat tiga kilogram beras, gula, minyak sama mie instan," jelas perempuan yang akrab disapa Grei ini.
Grei menuturkan setidaknya ada 500 peserta yang mengikuti acara yang digelar pada Minggu sore.
"Ini sebagai kepedulian kami, supaya masyarakat bisa peduli lingkungan dan mulai mengolah sampah melalui Bank Sampah," katanya.
Dia menuturkan di Kampung Nitiprayan yang berbatasan antara Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta sangat sulit untuk membuang sampah.
Oleh karenya program daur ulang sampah menjadi sembako akan terus dilakukan agar masyarakat merasakan manfaat.
"Di sini sampah susah buangnya, makanya kami fokus dengan permasalahan sampah," terang dia.
Selain persoalan sampah, pihaknya juga turut memberikan edukasi tentang bahaya stunting.
Kemudian juga dalam acara itu dilakukan edukasi dan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat. (hda)
Atasi Tumpukan Sampah di Depo Jelang Musim Hujan, Pemkot Yogyakarta Berpacu dengan Waktu |
![]() |
---|
TRC Mas Jos, Program Pemkot Yogyakarta untuk Jemput Bola Sampah Spesifik ke Rumah Warga |
![]() |
---|
Mendapat Kuota Pembuangan ke TPA Piyungan 90 Ton per Hari, Ini Respons Wali Kota Yogya |
![]() |
---|
TRC Mas Jos Meluncur, Siap Jemput Bola Limbah Spesifik ke Rumah Warga Kota Jogja |
![]() |
---|
LPPM Sanata Dharma: Sampah Bukan Beban, tapi Peluang Ekonomi Kreatif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.