Anggaran Rp10,191 Miliar Digelontorkan untuk BLT Dana Desa di Bantul Selama 2024

Rencana pencairan BLT-DD pada awal Januari 2024 ditargetkan terlaksana pada minggu ketiga Januari 2024.

Tribunjogja.com / Neti Istimewa Rukmana
Kepala Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Kalurahan Kabupaten Bantul, Sri Nuryanti. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dana miliaran rupiah digelontorkan untuk bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD) Kabupaten Bantul kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Bantul.

Kepala Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Kalurahan Kabupaten Bantul, Sri Nuryanti, mengatakan pada 2024 terdapat BLT-DD senilai Rp10,191 miliar yang dibagikan kepada 2.831 jiwa KPM dengan sistem pencairan senilai Rp300 ribu per bulan dalam kurun waktu setahun.

"Sebenarnya dalam setahun itu bisa diberikan pada setiap tiga bulan sekali, jadi Rp900 ribu. Tapi kami tidak lakukan itu," katanya kepada awak media, Senin (15/1/2024).

Sebab, disampaikannya, apabila BLT-DD dicairkan kepada KPM dengan sistem per tiga bulan sekali, namun tiba-tiba ada KPM yang meninggal dunia pada bulan pertama. Maka, secara tidak langsung, BLT-DD dua bulan lainnya harus dikembalikan.

"Untuk mengantisipasi itu maka dilakukan pencairan per bulan," terang Nuryanti.

Adapun rencana pencairan BLT-DD pada awal Januari 2024 ditargetkan terlaksana pada minggu ketiga Januari 2024.

Lalu, dana yang digelontorkan dari alokasi anggaran dana desa itu, diharapkan dapat menuntaskan permasalahan kemiskinan di Kabupaten Bantul

Kemudian juga diharapkan berimbas kepada penuntasan masalah stunting dan memperkuat ketahanan pangan. 

Lebih lanjut, Nuryanti turut menyampaikan perbedaan anggaran BLT-DD 2024 dengan tahun sebelumnya. 

"Ada perbedaan jumlah nominal BLT-DD pada 2024 dengan 2023. Untuk 2024 itu nominalnya lebih sedikit dibandingkan 2024," ucap dia.

Setidaknya, pada 2023, nominal BLT-DD menyentuh angka Rp154,576 miliar.

Nominal itu lebih besar dikarenakan banyaknya penduduk yang membutuhkan BLT-DD.

Di mana, anggaran tersebut diberikan kepada 4.128 jiwa KPM.

"Itu terjadi karena saat ini sudah banyak orang yang tidak memiliki masalah terkait kemiskinan. Apalagi saat ini kami condong kepenuntasan terhadap tagging stunting dan ketahanan pangan," tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved