Pemda DIY Dorong Pemkot Yogyakarta Akselerasi Rencana Pengelolaan Sampah di TPA Piyungan

Pemkot Yogyakarta yang terkendala terbatasnya lahan telah pengajuan permohonan pinjam lahan di TPA Piyungan sekira 2.4000 meter persegi

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kapasitas zona transisi 2 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, diperkirakan akan penuh pada April 2024 mendatang.

Sebab itu, Pemda DIY mendorong akselerasi desentralisasi pengolahan sampah secara mandiri di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul (Kartamantul).

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono mengatakan, dari tiga wilayah tersebut, Sleman dan Bantul relatif lebih siap.

"Nah yang perlu diantisipasi yakni Pemkot Yogya. Jalan yang bisa dilakukan adalah mengakselerasi semua rencana yang sudah di siapkan oleh Pemkot tidak menunggu triwulan ketiga bahkan kedua," terang Beny, Kamis (11/1/2024).

Sebagaimana diketahui, Pemkot Yogyakarta yang terkendala terbatasnya lahan telah pengajuan permohonan pinjam lahan di TPA Piyungan sekira 2.4000 meter persegi telah diajukan kepada Pemda DIY.

Rencananya, sebanyak dua modul mesin pengolah sampah disiapkan Pemkot Yogyakarta di lahan yang berlokasi di kompleks TPA Piyungan, untuk mengolah limbah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).

Sebelumnya, Pemkot Yogya juga telah menggencarkan Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja (Mbah Dirjo), mengembangkan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di selatan TPS 3R di Nitikan.

Serta, mengoptimalkan pengelolaan sampah mandiri yang sudah dilakukan masyarakat selama ini seperti TPST Karangmiri di Giwangan, dan lainnya.

"Kecepatan pengadaan sarana prasarana pengolahannya. Kalau lahan sudah dikerjasamakan dengan Pemda DIY untuk memanfaatkan sebagian kecil lahan di TPA Piyungan yang tidak dimanfaatkan," terangnya.

Apalagi, lanjut Beny, DIY merupakan pusat pariwisata. Sebab itu, pengelolaan sampah harus dilakukan secara serius.

"Sampah yang bisa diduga, tiba-tiba tidak bisa diduga karena ada lonjakan wisatawan. Mereka (wisatawan) kan belanja banyak hal yang dibawa pulang ke daerah asal, tapi residunya kan ada di seantero wilayah DIY terutama Kota Yogya yang merupakan tujuan utama wisata," terang Beny.

Sementara itu, Sleman sudah lebih siap dalam pengolahan sampah secara mandiri dengan dioperasikannya tempat pengolahan sampah terpadu di Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan.

Fasilitas itu mengolah sampah menjadi bahan bakar refuse derived fuel. Ini menjadi tahap awal kabupaten penyumbang sampah terbesar di DIY itu untuk menangani sampah secara mandiri dan berkelanjutan.

Adapun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani diresmikan pengoperasiannya oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, Kamis (21/12/2023) lalu. Pembangunan fasilitas di lahan seluas 1,1 hektar itu menghabiskan total biaya Rp 23,9 miliar.

Progres desentralisasi sampah di Kabupaten Bantul melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS 3R) di kalurahan-kalurahan juga terus digenjot.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved