BPBD Bantul Usulkan Perpanjangan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Masa Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di Bantul itu akan diperpanjang sampai akhir Januari 2024. 

TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mengusulkan perpanjagan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul, Antoni Hutagaol, mengatakan masa Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan itu akan diperpanjang sampai akhir Januari 2024. 

"Kalau sebelum-sebelumnya itu kan kami memang sudah perpanjang status siaga kekeringan. Tapi, perpanjangan hanya sampai akhir Desember 2023. Padahal kondisi kekeringan sekarang masih terjadi," katanya kepada Tribunjogja.com, Rabu (3/1/2024).

Disampaikannya, sejak 1 Juli - 31 Desember 2023 lalu, permintaan dropping air bersih terus diajukan oleh 26 kalurahan dari 11 kapanewon yang tersebar di Kabupaten Bantul.

Secara total, jumlah permintaan dropping air bersih yang ada pada rentan waktu tersebut menyentuh angka 11,935 juta liter. 

Kemudian, permintaan tertinggi pertama dialami oleh sejumlah warga Kalurahan Terong, Kapanewon Dlingo, sejumlah 2,145 juta liter air.

Selanjutnya, permintaan air tertinggi kedua dialami oleh sejumlah warga Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, dengan jumlah 1,810 juta liter air bersih.

"Kondisi-kondisi itu terjadi karena pada saat ini, el nino masih berlangsung. Padahal, biasanya bulan November-Desember itu sudah dilanda hujan. Tapi, kemarin ini ternyata tidak," kata Antoni.

"Pada tahun 2023 lalu itu memang ada kondisi yang berbeda. Di mana terjadi kondisi kemarau yang ekstrem dan berlangsung lebih lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," imbuh dia.

Walau beberapa waktu lalu terdapat hujan, namun Antoni mengatakan kondisi tersebut belum bisa menutupi kebutuhan permintaan air bersih oleh sejumlah masyarakat.

"Desember kemarin itu masuk kategori pancaroba. Jadi beberapa hari terakhir, setelah panas terik, tiba-tiba ada ada hujan deras. Nah sampai sekarang juga sama. Tapi, hujan yang ada belum mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat," urainya.

Melalui hal itu, pihaknya berharap kepada masyarakat untuk bijak menggunakan air bersih dan waspada terhadap sejumlah bencana yang datang secara tidak terduga.

"Karena hujan yang terjadi beberapa hari terakhir itu kan sering disertai angin juga dan berpotensi menimbulkan bencana. Jadi masyarakat diimbau untuk waspada dan sebisa mungkin mencermati kondisi lingkungan tempat tinggalnya terbebas dari bahaya pohon tumbang dan lain sebagainya," pinta Antoni. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved