5 Embung di Gunungkidul Selesai Dibangun, Dilengkapi Lapisan Geomembrane untuk Pertahankan Debit Air

Pembangunam embung ini merupakan program dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian. 

Dok. Humas Gunungkidul
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, saat meninjau fasilitas internet publik di Embung Bemben, Senin (16/10/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul telah menyelesaikan pembangunan  lima embung pada 2023 ini.

Kelima embung ini berlokasi di Kalurahan Katongan yakni di Nglipar dan Gari.

Kemudian di Kalurahan Wareng di Kapanewon Wonosari.

Serta di Kalurahan Kepek, Saptosari dan Girisekar yang berada di Kapanewon Panggang.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, mengatakan pembangunan embung ini menghabiskan dana sekitar Rp115 juta untuk setiap titiknya.

Adapun pembangunam embung ini merupakan program dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian. 

"Saat ini masih proses dan perkembangan pengerjaan sudah mencapai 60 persen,"ujarnya, Kamis (30/11/2023).

Ia menjelaskan,  embung ini dibangun dengan sistem swakelola yang melibatkan petani sekitar.

Dengan ukuran embung seluas 20x15 meter dan kedalaman sekitar tiga meter.

"Target selesai di akhir tahun ini. Nanti setelah pengerukan selesai akan dipasangi lapisan geomembran oleh tim dari Kementerian Pertanian,”paparnya.

Ia menerangkan, lapisan geomembrane berfungsi untuk mempertahankan debit air, khususnya pada saat musim kemarau.

 “Jadi di dasar embung ada lapisan geomembrane, sehingga air tidak terserap ke dalam tanah,”terangnya.

Sementara itu, kata dia, dipilihnya lima titik pembangunan embung ini bukan tanpa alasan.

Di mana,  kelima kalurahan yang meliputi Katongan, Wareng, Gari, Kepek dan Girisekar memiliki potensi pertanian yang bagus.

Tetapi, saat masuk musim kemarau aktivitas ini berhenti karena ketiadaan sumber air untuk pemeliharaan.

"Jadi dibangunlah embung ini. Harapannya setelah jadi bisa dimanfaatkan sehingga produktivitas pertanian bisa terus meningkat dan petani mendapatkan hasilnya,” urainya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved