Ada Satu Perlintasan Sebidang Kereta Api Liar di Klaten, Ini Imbauan PT KAI Daop 6

Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, mengatakan titik-titik tersebut harus diwaspadai, khususnya menjelang liburan Nataru

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
Petugas KAI Daop 6 Yogyakarta melakukan sosialisasi agar jalur KA harus steril di perlintasan sebidang di Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Rabu (15/11/2023) siang 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Wilayah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta masih memiliki setidaknya 165 perlintasan sebidang kereta api yang tidak dijaga dan liar.

Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, mengatakan titik-titik tersebut harus diwaspadai, khususnya menjelang liburan Natal dan tahun baru (Nataru).

“Kalau di Daop 6 ini, setidaknya ada 165 titik perlintasan sebidang yang tidak dijaga dan liar,” katanya kepada Tribun Jogja, Jumat (17/11/2023).

Dari data yang didapat Tribun Jogja, 165 titik itu terdiri dari 152 titik perlintasan sebidang resmi tapi tidak dijaga dan 13 titik perlintasan sebidang liar.

Perlintasan sebidang resmi tapi tidak dijaga dapat diartikan sebagai wilayah yang tidak dijaga, tapi memiliki rambu-rambu yang jelas.

Sementara, perlintasan sebidang liar adalah tidak ada izin, rambu-rambu yang jelas hingga tidak ada yang menjaga.

Di Klaten, setidaknya ada 1 titik perlintasan sebidang liar yang berada di Delanggu, data per Oktober 2023.

Sedangkan, untuk perlintasan bidang resmi tidak dijaga, ada 7 titik, terbentang dari Brambanan hingga Delanggu.

Perlintasan sebidang resmi dan dijaga di Klaten ada 46 titik dari total 138 titik yang ada.

“Kalau Daop 6 ini kan luas. Jalurnya dari Jenar di Sragen hingga Gundih, Purwodadi. Maka, titik-titik rawan ini bakal diberi petugas ekstra menjelang Nataru nanti,” terangnya.

Masyarakat, lanjut Krisbiyantoro, diimbau tetap berhati-hati saat melintas di perlintasan KA resmi maupun yang liar. Menengok ke kiri-kanan sebelum menyebrang sangat dianjurkan.

Dia juga meminta agar masyarakat bersabar dan tidak langsung menerobos meski bunyi pertanda kereta lewat baru dinyalakan.

"Kami imbau taati peraturan dan rambu yang ada. Berhenti sejenak, tengok kanan dan kiri baru aman untuk jalan atau disingkat Berteman," terangnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved