Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Komisi A DPRD DIY Dorong Pemda Bangun Museum Tokoh Bangsa
Komisi A DPRD DIY kembali melakukan rangkaian tapak tilas Bung Karno sekaligus sinau Pancasila .
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Sedangkan Bung Karno tetap bertahan di lantai satu.
Menjelang pukul 03.00 WIB, di tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subardjo memasuki ruang makan, mereka mengitari meja makan panjang.
Di meja itulah draft naskah proklamasi disusun.
Setelah selesai disusun, naskah itu kemudian dibawa ke serambi muka rumah untuk dibacakan dihadapan para tokoh yang kala itu sudah menunggu.
Rumusan naskah Proklamasi itu kemudian dibaca oleh Soekarno secara perlahan dan berulang-ulang.
Semua tokoh yang menunggu menyatakan setuju dengan naskah tersebut.
Edukator Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Fajar Sunandar menyampaikan, saat pengesahan itu timbul pertentangan pendapat mengenai siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi tersebut.
Apakah semua tokoh yang hadir ikut menandatangani atau tidak.
Saat itulah atas usulan dari Soekarni disepakati bahwa yang menandatangani naskah proklamasi cukup dua orang saja atas nama bangsa Indonesia, yaitu Soekarno - Hatta.
Konsep naskah proklamasi yang telah disusun dan disetujui itu kemudian diketik oleh golongan muda, Sayuti Melik ditemani B.M Diah.
"Golongan muda ini dari kalangan wartawan. Setelah diketik, naskah ketikan dibawa Bung Karno ke depan, kemudian disahkan (ditandatangani). Bung Karno saat itu juga menyampaikan kalau pembacaan proklamasi akan dibacakan di halaman depan rumahnya di Pegangsaan Timur nomor 56 yang sekarang jadi tugu proklamasi," kata Fajar.
Ketua Komisi A DPRD DIY , Eko Suwanto mengatakan, rumah Laksamana Maeda yang kini telah dijadikan museum Perumusan Naskah Proklamasi ini menarik untuk dikunjungi.
Sebab di rumah tersebut tersimpan jejak sejarah. Setelah mengunjungi museum ini, pihaknya menjadi lebih mengetahui ternyata wartawan berperan hebat dalam perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
"Kami bersyukur bisa sampai ke tempat yang bersejarah ini," kata Eko.
Politisi PDI Perjuangan ini menyampaikan, ada beberapa hal mengapa museum Perumusan Naskah Proklamasi menarik dikunjungi.
Dispar DIY Luncurkan Calender of Event, Sport Tourism Terus Dieksplor |
![]() |
---|
Film 1 Kakak 7 Ponakan, Drama Keluarga yang Hangat di Penutupan JAFF 2024 |
![]() |
---|
Festival Angkringan Yogyakarta 2024: Angkat Kuliner Ikonik dengan Sentuhan Modern |
![]() |
---|
Formulasi Kenaikan UMP Mestinya Disesuaikan dengan Kondisi Daerah |
![]() |
---|
Pemda DIY Ikuti Penjurian Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.