Fenomena Barcode Korea

Apa Itu Fenomena Barcode Korea yang Viral di TikTok Ditiru Anak-anak dan Remaja?

Mengenal Fenomena Barcode Korea yang tren di kalangan anak dan remaja. Aksi self harm yang membahayakan jika tak segera diatasi.

PEXELS/anete-lusina
Apa Itu Fenomena Barcode Korea yang Viral di TikTok Ditiru Anak-anak dan Remaja? 

Pada kesempatan sama, Wirdatul Anisa, M.Psi. yang juga Peneliti CPMH UGM mengatakan bahwa media sosial memiliki peranan besar dalam memicu keinginan anak dan remaja untuk melakukan aksi menyakiti diri sendiri.

“Ada penelitian menemukan, semakin banyak waktu yang digunakan untuk berada di media sosial, itu akan semakin mendorong perilaku melukai diri sendiri pada remaja yang rentan,” kata Wirdatul dikutip Tribunjogja.com dari ugm.ac.id.

“Jadi, kalau remajanya memang sudah memiliki ketidakstabilan emosi, kesulitan mengelola emosi, dan kesulitan mengelola stres, ketika dia banyak berinteraksi dengan media sosial, dia memiliki potensi yang paling besar untuk melakukan ini,” imbuhnya.

Ilustrasi foto kesehatan mental pada anak dan remaja
Ilustrasi foto kesehatan mental pada anak dan remaja (PEXELS/anna-shvets)

Data mengungkapkan, sebanyak 36,9 persen masyarakat Indonesia pernah melakukan upaya menyakiti diri sendiri dengan sengaja. 

Jumlah tersebut didominasi oleh kelompok usia muda, yakni 18-24 tahun, dengan persentase sebesar 45 persen. 

Ketika seseorang memiliki kecenderungan ingin menyakiti diri sendiri, kemudian melihat di media sosial banyak orang lain yang juga melakukannya, maka akan muncul pemikiran bahwa perilaku tersebut adalah hal yang normal. 

Padahal, tidak demikian.

“Kita melihat ya, data-data di instagram itu. Banyak sekali ternyata unggahan yang melibatkan tagar berbau NSSI, self-harm, yang itu kemudian menjadi tren,” kata Wirdatul.

“Dalam beberapa aplikasi lain, seperti novel online, banyak juga cerita-cerita yang seolah mempromosikan perilaku tersebut. Apalagi di Twitter (kini menjadi X), di mana banyak orang memberikan komentar, dan tanpa sadar telah mempromosikannya,” paparnya.

Wirda menjelaskan, perilaku menyakiti diri sendiri membutuhkan penanganan cepat dan tepat, sebelum mengarah pada perilaku SSI. (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved