DI Yogyakarta Terdampak Kekeringan
Lama Tak Hujan, 9 Kapanewon di Sleman Status Awas Kekeringan
Antisipasi peringatan dini kekeringan ini diimbau dilakukan pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Yogyakarta mencatat ada sembilan Kapanewon (kecamatan) di Kabupaten Sleman , yang masuk status awas peringatan dini kekeringan.
Sebab, 9 Kapanewon tersebut telah mengalami hari tanpa hujan, lebih dari dua bulan dan prakiraan curah hujan rendah kurang dari 20 milimeter perdasarian dengan peluang terjadi di atas 70 persen.
"Himbauan (bagi) masyarakat serta Pemerintah Daerah setempat yang berada dalam wilayah peringatan dini untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis ini," kata Kepala Stasiun Meteorologi, BMKG Yogyakarta, Warjono dihubungi Kamis (28/9/2023).
Antisipasi peringatan dini kekeringan ini diimbau dilakukan pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan.
Baca juga: Program Sumur Bor untuk Atasi Kekeringan Dinilai Tak Berjalan Maksimal, Ini Tanggapan Pemda DIY
Kemudian, antisipasi juga perlu dilakukan mengenai pengurangan ketersediaan atau kelangkaan air tanah dan juga antisipasi kebakaran hutan maupun lahan.
Adapun ke sembilan Kapanewon di Kabupaten Sleman Yang masuk status awas peringatan dini kekeringan, antara lain Kapanewon Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Kalasan, Ngemplak, Pakem, Sleman, dan Turi.
Selain Sleman, status awas kekeringan juga bagi wilayah Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pundong, Sedayu, dan Sewon.
Lalu di Gunungkidul di Kapanewon Gedangsari, Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Playen, Ponjong, Tepus, dan Wonosari.
Sedangkan di Kulon Progo peringatan dini kekeringan hanya untuk Kapanewon Girimulyo.
"Peringatan dini kekeringan Meteorologis adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan dan seterusnya," terang dia.
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan, di musim kemarau kering ini kebutuhan air bagi warga di Kabupaten Sleman relatif aman.
Meskipun di beberapa wilayah mulai meminta bantuan droping air bersih.
Wilayah yang sudah minta bantuan droping air di antaranya, Kaliurang Timur karena Umbul Kletak mengalami penyusutan debit. Kemudian yang terbaru di Kurahan 3, RT 4, RW 6 Margodadi, Seyegan.
Warga di sana minta dibantu karena pompa untuk menyedot air dari sumur ke bak penampungan mati.
"Kita akan coba bantu dengan mengusulkan anggaran untuk pompa," katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS: BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan, Ini Daftar Wilayahnya
Hujan Tak Kunjung Turun, Benih Padi Petani di Sleman Terancam Gagal Tumbuh |
![]() |
---|
Lama Tak Hujan, Warga di 3 Kalurahan di Sleman Masih Krisis Air Bersih |
![]() |
---|
Imbas Kemarau Panjang, Wisata Cave Tubing Gunungkidul Alami Penurunan Debit Air |
![]() |
---|
Atasi Kekeringan, Fasilitas Booster Akan Disediakan di Samigaluh Kulon Progo |
![]() |
---|
Kekeringan Air di Banyurejo, Warga Butuh Droping Air Bersih 32 Ribu Liter Tiap Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.