Tol Yogyakarta Bawen

Harga Tanah Terdampak Tol Yogyakarta-Bawen Naik Dibanding Tahun Sebelumnya

Tahap musyawarah dalam proses pengadaan lahan tambahan untuk proyek jalan Tol Yogyakarta-Bawen seksi 1

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
Tangkap layar Youtube Official Jasa Marga via kompas
Tol Yogyakarta-Bawen - Foto dok Ilustrasi rancangan Tol Jogja-Bawen 

TRIBUNJOGJA.COM Sleman - Tahap musyawarah dalam proses pengadaan lahan tambahan untuk proyek jalan Tol Yogyakarta-Bawen seksi 1 terus berlanjut.

Panitia pengadaan tanah (P2T) menyelenggarakan musyawarah di Kalurahan Margokaton, Seyegan, Kabupaten Sleman.

Warga, sebagai pihak yang berhak, diundang untuk menentukan bentuk ganti rugi atas bidang tanah yang terdampak pembangunan jalan tol.

"Mayoritas ingin bentuk uang. Karena lebih fleksibel, mau dibelikan tanah maupun rumah. Selama ini, warga menginginkan bentuk ganti rugi dalam bentuk uang," kata Kepala Kantor Wilayah BPN DIY, Drs. Suwito, Senin (4/9/2023).

Jumlah lahan terdampak jalan Tol Yogyakarta-Bawen seksi 1 di Kalurahan Margokaton sebanyak 330 bidang dengan 321 pihak yang berhak (PYB).

Jumlah tersebut tersebar di padukuhan Somokaton, Bantulan, Susukan I, II dan Padukuhan Susukan III.

Mayoritas bidang terdampak adalah lahan persawahan.

Kendati demikian, jalan tol juga menggerus 34 bangunan yang terdiri dari pemakaman umum hingga rumah.

Tahap musyawarah di Margokaton digelar selama 4 hari. Dimulai tanggal 4 hingga 7 September 2023.

Menurut Suwito, pengadaan lahan untuk proyek jalan tol Tol Yogyakarta-Bawen di Yogyakarta relatif lancar dan tidak ada hambatan berarti.

Sebab, mayoritas warga menerima.

Baca juga: Kabar Tol Jogja-Solo dan Tol Jogja-Bawen: Taksiran Harga Lahan Terdampak

Pekerjaan kontruksi jalan Tol Jogja-Bawen seksi 1 di seputar selokan Mataram, di Kabupaten Sleman
Pekerjaan kontruksi jalan Tol Jogja-Bawen seksi 1 di seputar selokan Mataram, di Kabupaten Sleman (Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin)

Bahkan banyak warga yang tidak terdampak pun menginginkan agar jalan tol melintas di lahannya.

"Untuk jalan Tol Yogyakarta-Bawen dari awal trase utama, tidak ada hambatan yang berarti. Artinya rata-rata masyarakat menerima dan mendukung. Tidak ada yang keberatan.

"Bahkan yang tidak kena mengharapkan kena, kenapa gak lewat tempat saya, begitu.

"Ini sudah kami lihat dari trase pertama yang berjalan lancar, mulus. Dan yang kedua, harganya (tanah) yang sekarang juga naik dibanding yang pertama," katanya.

Staf Pelaksana Lapangan, PPK Pengadaan Lahan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen seksi 1, Ivan Anggriawan mengungkapkan, nilai appraisal lahan tambahan lebih tinggi dibanding pengadaan yang pertama karena waktunya berbeda.

Appraisal lahan pertama dilakukan tahun 2021 sedangkan appraisal lahan tambahan di tahun 2023 sehingga nilainya mengalami kenaikan.

"Dengan kondisi sekarang maka nilainya berbeda. Tapi signifikan atau tidak, kami belum tau. Karena kami belum buka nilainya,"kata dia.
(Tribunjogja.com/rif)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved