Pilpres 2024

Pakar Politik UGM Prediksi Muncul 4 Paslon di Pilpres 2024, Imbas Duet Maut Cak Imin-Anies Baswedan

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan, meski sempat digadang menjadi pasangan Prabowo Subianto.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunnews
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Konstelasi politik Indonesia menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mulai menghadapi hal-hal tak terduga.

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan, meski sempat digadang menjadi pasangan Prabowo Subianto.

Pakar Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukmajati mengatakan, dengan adanya perubahan seperti ini, diprediksi memunculkan empat pasangan calon (paslon) di Pilpres 2024.

Baca juga: Perkuat Semangat Royong, Kalurahan Tangguh Bencana Yogyakarta Ziarah Makam Bung Karno di Blitar

“Sampai sejauh ini, ada kemungkinan muncul empat paslon. Paslon Anies-Cak Imin, kemudian Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto juga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sandiaga Uno,” kata Mada kepada Tribun Jogja, Sabtu (2/9/2023).

Dia menjelaskan, adanya deklarasi cawapres Anies Baswedan membuat kesempatan untuk ada empat paslon terbuka lebar.

Hal ini karena Partai Demokrat disinyalir belum bisa bergabung dengan PDI Perjuangan, kalaupun bisa, tidak dalam jangka waktu dekat.

“Mengingat, hubungan yang belum baik secara personal antara Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),” tuturnya.

Kabarnya, ketegangan di antara keduanya bermula dari rivalitas politik jelang Pemilu 2004.

Sebelum itu, SBY adalah Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) di Kabinet Gotong Royong, kabinet yang dipimpin Megawati.

Namun, keduanya justru bersaing di panggung Pilpres 2004.

Lebih mengejutkannya lagi, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla berhasil mengalahkan Megawati-Hasyim Muzadi dengan perolehan suara 60,62 persen berbanding 39,38 persen.

Sejak saat itu, hingga 10 tahun pemerintahan SBY, Megawati dan PDI Perjuangan memilih jadi oposisi.

“Kalau Demokrat ke Gerindra, yang diketuai Prabowo, relasi personal SBY dengan Prabowo sama saja sih dengan SBY ke Megawati, gak dekat,” jelas Mada lagi.

Maka, sebagai pengamat politik, dia sendiri juga penasaran melihat bagaimana respons Demokrat menghadapi perubahan seperti ini.

Dikatakan Mada, kemungkinan besar Demokrat akan menggaet Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk masuk ke dalam gerbongnya.

Dengan begitu, AHY juga bisa mendapatkan tiket capres dengan bersanding bersama Sandiaga Uno.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved