News Analysis
Ide Mengakhiri Hidup Datang dari Stres Berkepanjangan, Pakar UGM: Jangan Sepelekan Kesehatan Jiwa
Marak kasus mengakhiri hidup yang terjadi di DI Yogyakarta belakangan ini. Terbaru, ada empat kasus yang terjadi beruntun selama lima hari, mulai 9-13
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Sementara, gangguan pikiran ditunjukkan adanya sulitnya konsentrasi, mudah lupa, sulit mengambil keputusan, distorsi, berpikir irasional, sulit mengingat, paranoia, kesulitan menyelesaikan masalah dan gagal fokus.
Sedangkan, gangguan pada emosional dan tindakan dapat dilihat dari tanda seseorang itu mudah marah, menarik diri, banyak absen (tidak hadir), sering terlambat, terlalu sensitif, makanan yang kompulsif, menyelesaikan masalah dengan pelarian ke minuman keras, obat dan rokok.
Lalu, gangguan dalam hubungan interpersonal dan perubahan pada pola tidur dan pola makan.
“Pola makan ini juga ternyata berhubungan dengan kesehatan mental. Orang yang kurang makan sayur dan buah cenderung kurang sehat mentalnya,” jelas Yayi.
Ia mengungkapkan, jika stres ini dibiarkan berlarut-larut, maka tingkatnya bisa berlebihan.
Tingkat stres berlebihan bisa menjurus pada kondisi depresi.
Gejala depresi yang muncul biasanya merasakan sedih berlebihan, kehilangan minat dan kesenangan dan perasaan merasa tidak berguna.
“Bisa juga gangguan tidur, gangguan selera makan, tak bersemangat dan lain-lain,” terang dia.
Depresi ini, kata Yayi, menjadi berbahaya jika punya ide bunuh diri.
“Dimulai dari mengurung diri maka bisa memunculkan seseorang untuk ide bunuh diri,” paparnya.
Ia tidak menampik, setiap manusia pasti pernah mengalami stres. Namun, tekanan itu harus dihadapi.
Stres akan selalu ada dalam kehidupan sehari-hari, tinggal bagaimana manusia menghadapinya.
Maka, dikatakan Yayi, pengelolaan emosi yang baik adalah dengan melakukan apapun yang disukai, termasuk melakukan hobi agar pikiran tidak melulu terpatri di sumber stres.
“50 persen penyakit tubuh itu kan asalnya dari psikologis,” terang Yayi.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, dilaporkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. (ard)
Pakar Hukum UGM Respon Gugatan Uji Materi UU LLAJ Masa Berlaku Menjadi SIM Seumur Hidup |
![]() |
---|
Ekonom UGM Sebut Revisi Permendag Bisa Selamatkan UMKM dari Barang Impor di Platform Asing |
![]() |
---|
Pakar Hukum UGM tentang Polemik UU Kesehatan: Draft RUU Tertutup, Publik Tak Bisa Akses |
![]() |
---|
Pakar UGM: Wisuda Anak Jangan Bebani Orangtua, Maknai sebagai Momen Refleksi Edukasi |
![]() |
---|
Peneliti Pukat UGM : Tanpa Kuitansi Termasuk Korupsi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.