Pemilih Muda Mendominasi Pemilu 2024, Pakar: Parpol Harus Punya Visi Misi yang Jelas

Pemilih muda menjadi demografi yang cukup mendominasi di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dengan 31,23 persen, menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
dok.istimewa
Ilustrasi Pemilu 2024 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemilih muda menjadi demografi yang cukup mendominasi di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dengan 31,23 persen, menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ditetapkan Minggu (2/7/2023).

Maka dari itu, partai politik (parpol) dinilai perlu mempersiapkan sejumlah strategi untuk memobilisasi pilihan generasi ini.

Dr. phil. Ahmad-Norma Permata, MA Dosen Program Studi (Prodi) Sosiologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) mengatakan, setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan oleh partai politik.

Baca juga: Wilayah Bantul Nihil Kasus Antraks, Dinkes Tetap Imbau Masyarakat Untuk Waspada

“Tidak terhindarkan, parpol harus menyesuaikan kampanye politiknya dengan budaya dan mentalitas generasi Z yang diwarnai oleh budaya media sosial yang serba instan dan artifisial ya,” ujarnya kepada Tribun Jogja, Rabu (5/7/2023).

Ia menambahkan, parpol pasti akan menyiapkan vite gathers dari kalangan artis dan generasi milenial untuk menarik perhatian pemilih pemula.

Akan tetapi, di sisi lain, ada juga hal penting yang perlu dilakukan oleh parpol, yakni melakukan pendidikan politik kepada pemilih pemula.

“Caranya adalah dengan menyampaikan visi misi secara transparan dengan bahasa yang sesuai dan budaya serta nalar para pemilih pemula,” tutur dia yang juga Ketua Pusat Studi Moslem and Global Affairs (MoGa) UIN Suka.

Menurutnya, parpol dan para calegnya harus berani berjanji apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki kehidupan publik dan nasib bangsa jika mereka terpilih.

“Parpol harus berani mengusung isu-isu substansial strategis seperti krisis lingkungan, hidup pengelolaan sumber daya alam, serta peran yang harus dimainkan Indonesia di dalam politik internasional,” terangnya.

Ini untuk membangun imajinasi politik yang konstruktif bagi pemilih pemula.

Maka, kampanye yang digulirkan, bukan hanya hasrat memenangkan kekuasaan berbasis nilai-nilai primordial seperti politik aliran dan identitas.

“Tanggung jawab parpol itu untuk pendidikan politik. Jadi, bukan hanya sekadar mencari menang, mengikuti apa maunya pemilih,” papar Ahmad-Norma.

Ia menilai, banyak parpol yang belum berani mengibarkan bendera ideologi dan konsisten dengan itu.

“Mungkin hanya PDIP (Nasionalis Sosialis) dan PKS (Islamis Sosdem) yang berani terbuka dan berusaha konsisten. Partai lain, masih termasuk catch all parties atau pemakan segala,” tutupnya. (ard)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved