Kasus Antraks di Gunungkidul

DPKH Gunungkidul Beberkan Kronologi Kasus Antraks di Semanu

Sapi yang sudah dikubur lantaran mati mendadak sempat digali lagi oleh warga lalu disembelih untuk dikonsumsi.

|
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari (tengah). 

"Kalau masih positif, maka lokasi penyembelihan akan disiram formalin lagi, kalau negatif tanahnya akan kami cor beton agar tidak berbahaya," katanya.

Baca juga: Lurah Candirejo Semanu Gunungkidul Klarifikasi Soal Antraks, Pilih Fokus Pendampingan Warga

Kepala DPKH Gunungkidul , Wibawanti Wulandari mengatakan 3 sapi tersebut ada yang dibeli dari luar, namun ada yang dari lokal Jati.

Berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh, total ada 6 sapi dan 6 kambing dari Pedukuhan Jati yang positif antraks .

DPKH Gunungkidul langsung melakukan lokalisasi alias pembatasan pergerakan ternak dari Jati.

Langkah ini dilakukan sejak 2 Juni 2023, atau setelah laporan temuan kasus diterima.

"Jadi saat Iduladha pun dipastikan tidak ada ternak keluar dari sana, karena sudah distop," kata Wibawanti.

Pihaknya pun mengintensifkan sosialisasi ke masyarakat terkait pencegahan antraks .

Sosialisasi melibatkan perangkat setempat mulai dari kapanewon hingga pedukuhan.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved