Kasus Antraks di Gunungkidul

Dinkes Gunungkidul Ungkap Temuan Kasus Antraks di Semanu, 1 Warga Dilaporkan Meninggal Dunia

Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty menjelaskan temuan ini diketahui setelah ada laporan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Sardjito Yogya

|
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, saat ditemui pada Selasa (04/07/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mengungkap temuan penularan Antraks dari ternak ke manusia di  Kapanewon Semanu.

Satu warga setempat pun dilaporkan meninggal dunia akibat Antraks ini.

Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty menjelaskan temuan ini diketahui setelah ada laporan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Sardjito Yogyakarta.

"Jadi ada warga Gunungkidul yang dirawat karena Antraks pada 1 Juni 2023, lalu meninggal dunia pada 4 Juni," jelas Dewi.

Laporan diterima Dinkes Gunungkidul pada 2 Juni, saat yang bersangkutan masih dirawat.

Warga yang diketahui berumur 73 tahun tersebut berasal dari Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu.

Warga itu diketahui ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang terindikasi Antraks.

Dinkes Gunungkidul pun langsung bergerak cepat melakukan penelusuran ke warga Jati.

Hasilnya, ada 125 warga yang ikut menyembelih dan mengonsumsi daging tersebut.

Sampel darah mereka pun diambil untuk diperiksa lebih lanjut di BBTKLPP Yogyakarta.

"Hasil pemeriksaan menyatakan 85 warga positif Antraks, yang bergejala 18 orang," ungkap Dewi.

Gejala yang dialami belasan warga tersebut berupa luka-luka khas Antraks.

Ada juga yang mengalami diare, mual, pusing, dan sebagainya.

Mereka yang bergejala maupun tidak mendapatkan antibiotik sebagai penanganan.

Menurut Dewi, tidak ada warga yang harus dirawat di RS karena bergejala.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved