Putri Sulung Raja Keraton Yogyakarta Terima Doktor Honoris Causa

GKR Mangkubumi mendapat gelar kehormatan tersebut berkat kiprahnya di bidang Humane Letters atau kemanusiaan dan filantropi.

|
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Yuwantoro Winduajie
Prosesi penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa berlangsung di Pendopo Agung Kampus Terpadu Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Banyuraden, Gamping, Sleman, pada Rabu (28/6/2023). 

Sebab kebudayaan bersifat mampu memberikan pencerahan pada seseorang akan makna dan tujuan hidupnya.

Muatan nilai luhur yang dijadikan tuntunan bakal mendorong rasa kemanusiaan agar selalu mengedepankan laku hidup.

“Saya semakin memantapkan hati untuk mengabdikan diri pada kegiatan-kegiatan sosial berbasis gerakan budaya, bergerak bersama masyarakat, utamanya di Yogyakarta. Saya meyakini gerakan kebudayaan adalah membangun kualitas manusia. Hal ini dimulai dengan gerakan pencerahan atau penyadaran kembali akan makna dan tujuan hidup manusia (renaissance), yaitu meningkatkan kemanusiaan manusia itu sendiri (humanity),” tuturnya.

Menurut GKR Mangkubumi kualitas manusia yang unggul dapat dicapai apabila mampu memiliki kecerdasan akal l, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial yang seimbang.

Dalam perspektifnya Kebudayaan Yogyakarta harus dipahami sebagai nilai-nilai dasar yang luhur, hasil cipta dan rasa yang mewujud dalam karsa dan karya yang menjadi jati diri masyarakat Yogyakarta.

Dalam Orasi Ilmiah Promovendus Sri Sutan HB X berjudul Pendidikan Karakter Berbasis Budaya, dijelaskan pendidikan membutuhkan filsafat sebagai hasil perenungan dan pemikiran yang mendalam tentang pendidikan.

Yogyakarta memiliki kearifan budaya yang dikelompokkan dalam nilai-nilai filosofi.

Keteladanan budaya sebagai sumber inspirasi mewujudkan kesejahteraan masyarakat harus dimulai dari kesadaran individu dalam menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan efektif dan inspiratif sebagai pengejawantahan falsafah kehidupan secara holistik.

“Inspirasi yang bersumber dari keteladanan budaya akan membuahkan perilaku budaya dalam sebuah kemuliaan martabat manusia. Semangat kepanduan dari Eyang Sri Sultan HB IX telah menjadi inspirasi budaya sekaligus keteladanan budaya bukan hanya bagi kami, namun juga bagi bangsa dan dunia. Keberlanjutan inspirasi budaya bukan hanya menjadi kekuatan dan efektifitas suatu kepemimpinan, namun juga bisa menjadi kekuatan untuk mensejahterakan masyarakat serta melestarikan alam semesta,” terang GKR Mangkubumi.

“Ini adalah penghargaan yang luar biasa yang diberikan atas kiprah yang saya lakukan selama ini. Semoga gelar Doktor Honoris Causa ini menjadi pendorong semangat, kehormatan, legacy dan inspirasi terus menerus bagi saya untuk berperan serta mewujudkan keadaban dunia yang lebih baik. Ribuan alumninya pun sudah tersebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia,” imbuh GKR Mangkubumi.

Executive Director for Global Initiatives NIU Eric Jones mengatakan GKR Mangkubumi sangat pantas mendapatkan penghargaan tinggi tersebut.

Mengingat GKR Mangkubumi sudah banyak berkecimpung di berbagai bidang yang penting bagi kemanusiaan.

Di bidang pendidikan telah mendirikan Yayasan Edukasi Anak Nusantara (YEAN) yang merekrut beragam siswa tanpa memandang latar belakang ekonomi.

Tak hanya di level sekolah, GKR Mangkubumi juga berperan aktif mengembangkan pendidikan di level universitas.

“Kepedulian GKR Mangkubumi dalam pengelolaan budaya di DIY sehingga sudah tidak perlu diragukan lagi. Bersama keluarga Keraton Yogyakarta , GKR Mangkubumi terus menjaga eksistensi keraton sebagai salah satu warisan budaya di Indonesia. Sebagai anak tertua, GKR Mangkubumi bukan hanya menjaga eksistensi fasilitas keraton secara fisik, tapi juga tradisi klasik seperti tarian, musik dan seni yang dihormati di seluruh dunia,” ujarnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved