5 Pendapat SBY Soal Cawe-cawe Pemilu 2024

Lewat buku setebal 27 halaman yang ditulisnya, SBY membeberkan pendapatnya menanggapi statmen Presiden Jokowi soal cawe-cawe pemilu tersebut.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Instagram @aniyudhoyono
Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Melalui buku berjudul " The President Can Do No Wrong: Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi” yang dirilis pada Senin (26/6/2023), Presiden RI ke-enam Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan pendapatnya soal penyertaan cawe-cawe pemilu yang disampaikan oleh Presiden Jokowi.

Pernyataan Presiden Jokowi soal cawe-cawe pemilu ini disampaikannya seusai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI-P, Selasa (6/6/2023).

Statmen Presiden Jokowi itupun menimbulkan pro dan kontra dari sejumlah kalangan.

Salah satunya datang dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

Lewat buku setebal 27 halaman yang ditulisnya, SBY membeberkan pendapatnya menanggapi statmen Presiden Jokowi soal cawe-cawe pemilu tersebut.

Dalam bukunya itu, SBY tidak menyalahkan Presiden Jokowi soal cawe-cawe, namun di sisi lain juga menyampaikan wanti-wantinya terkait dengan isu yang berkembang terkait dengan pemilu ini.

Dikutip dari Kompas.com, ada lima poin penting yang disampaikan oleh SBY dalam bukunya.

Poin pertama, SBY menyebut sah-sah saja Presiden ikut cawe-cawe dalam urusan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

SBY pun menghormati keputusan Presiden Jokowi soal cawe-cawe ini.

“Saya pikir kita tidak boleh serta merta mengatakan bahwa apa yang dilakukan Pak Jokowi itu tidak baik atau salah. Itu pendapat saya. Meskipun saya memiliki pandangan yang secara fundamental berbeda dengan beliau, tak boleh saya mengatakan bahwa yang Pak Jokowi lakukan tidak baik, sebaliknya, yang saya lakukan dulu yang lebih baik. Saya menghormati pilihan beliau,” katanya.

Namun demikian, menurut SBY, Jokowi juga harus berhati-hati mengartikan “cawe-cawe untuk kepentingan bangsa dan negara”.

Menurutnya, cawe-cawe yang dilakukan oleh presiden itu benar-benar harus tepat dan tidak boleh bias.

Sebab, kepentingan nasional, tidaklah sama dengan kepentingan politik seorang presiden, kepentingan politik partai, atau pihak manapun.

Dalam hal ini, menurut SBY, Presiden Jokowi perlu meyakinkan rakyat bahwa cawe-cawe yang dia maksud adalah benar-benar demi kepentingan bangsa dan negara, bukan hal lainnya.

“Mengapa rakyat perlu diyakinkan? Ya karena dalam pilpres mendatang rakyatlah yang akan memilih presiden mereka untuk periode lima tahun ke depan. Bukan Presiden, bukan MPR, bukan partai politik, bukan pula kalangan orang-orang kaya dalam iklim plutokrasi (money talks). Sekali lagi yang memilih adalah rakyat Indonesia, pemegang kedaulatan yang sejati,” tutur SBY.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved