Tol Yogyakarta Bawen

Status Tanah Keraton di Jalur Tol Jogja-Bawen Wilayah Sleman, Trase Magelang Lanjut Tahap Ini

pembangunan kontruksi jalan bebas hambatan di seksi 1 sepanjang 8,8 kilometer tersebut tidak terganggu dengan sewa menyewa tanah kas desa (TKD) maupun

|
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Jatengprov.go.id
Tol Jogja-Bawen merupakan salah satu jalur prioritas yang masuk segitiga emas Yogyakarta dan Jawa Tengah, yakni Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang). 

Tribunjogja.com Sleman - Proses pengerjaan kontruksi jalan Tol Jogja-Bawen di seksi 1 dari junction Sleman hingga simpang susun Banyurejo masih berjalan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memastikan, pembangunan kontruksi jalan bebas hambatan di seksi 1 sepanjang 8,8 kilometer tersebut tidak terganggu dengan sewa menyewa tanah kas desa (TKD) maupun sultan ground.

Sebab, izin serat palilah sudah terbit.

"Jalan tol, prosentasenya saya belum updating. Tapi Jogja-Bawen saya kira jalan terus (konstruksinya). Palilah sudah bisa, sudah ada yang keluar dan sudah bisa dikerjakan," kata Menteri Basuki, di Kabupaten Sleman, Rabu (21/6/2023).

Palilah menjadi izin sementara yang dikeluarkan Keraton Yogyakarta supaya kontruksi jalan Tol Jogja-Bawen bisa mulai dikerjakan di atas sultan ground (tanah keraton) maupun tanah kas desa sebelum perjanjian sewa menyewa diterbitkan.

Catatan Tribun Jogja, tanah kas desa yang terdampak pembangunan jalan tol Jogja-Bawen di seksi 1 sebanyak 37 bidang dengan luas 5,7 hektar.

Lima Simpang Susun dan 1 Jungtion Tol Bawen Yogyakarta
Lima Simpang Susun dan 1 Jungtion Tol Bawen Yogyakarta (KemenPUPR)

TKD ini tidak dibebaskan.

Namun menggunakan perjanjian sistem hak pakai.

Basuki mengatakan, dari apa yang dibaca, tanah sultan ground maupun TKD yang tergerus jalan tol di Yogyakarta tidak diizinkan untuk diganti rugi.

"Jadi dipakai aja. Kelihatanya iya (dipakai aja). Tapi detailnya saya belum tahu," kata dia.

Diketahui, pembangunan kontruksi jalan Tol Jogja-Bawen seksi 1, pada akhir bulan Mei lalu baru saja menyelesaikan pekerjaan erection girder perdana.

Yaitu pengangkatan dan pemasangan 20 gelagar instalasi Jembatan di atas saluran selokan Mataram di Banyurejo.

Direktur Utama PT Jasamarga Tol Jogja-Bawen (PT JJB), A.J Dwi Winarsa mengatakan keberhasilan pekerjaan teknis kontruksi tersebut sangat berarti karena menjadi sinyal positif penyelesaian kontruksi jalan tol.

"Kesuksesan pelaksanaan erection girder perdana ini merupakan salah satu sinyal positif terhadap penyelesaian konstruksi jalan Tol Jogja-Bawen," katanya, Sabtu (27/5/2023).

Pekerjaan erection girder perdana dalam proyek pembangunan jalan Tol Jogja-Bawen seksi 1 berada di stasion STA 68+825 di atas Selokan Mataram yang berlokasi di Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman.

Pekerjaan perdana erection girder telah dilaksanakan  di atas Selokan Mataram di Banyurejo dalam proyek Pembangunan jalan tol Jogja Bawen seksi 1, junction Sleman hingga Simpang susun Banyurejo.
Pekerjaan perdana erection girder telah dilaksanakan di atas Selokan Mataram di Banyurejo dalam proyek Pembangunan jalan tol Jogja Bawen seksi 1, junction Sleman hingga Simpang susun Banyurejo. (Dok. PT JJB)

Pekerjaan teknis kontruksi tersebut memasang 20 gelagar instalasi Jembatan yang dibagi 2 dengan dimensi berbeda.

Yaitu 10 gelagar dengan panjang bentang 40,8 meter dengan berat 88 ton.

Kemudian 10 gelagar lainnya panjang bentang 30,8 meter dan berat 58 ton.

Proses pekerjaan erection girder ini menggunakan 2 unit Crawler Crane Cap 250 ton atau (Crane Erection) dan 1 unit Crawler Crane Cap 120 Ton (Crane Loading).

Proses pengangkatan hingga pemasangan gelagar ini membutuhkan waktu lebih kurang 45 menit untuk setiap bentang girder.

Pekerjaan tersebut selesai dalam waktu 5 hari.

Terhitung sejak tanggal 23 - 27 Mei 2023.

"Kegiatan erection girder ini sudah disiapkan dengan baik sehingga dalam pelaksanaannya bisa berjalan dengan lancar," kata Dwi.

Jalan Tol Jogja-Bawen yang menghubungkan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Tengah ini memiliki panjang lebih kurang 76 kilometer. Proses pembangunannya terbagi dalam enam seksi.

Adapun di seksi 1, Junction Sleman sampai SS Banyurejo,sepanjang 8,8 kilometer menjadi prioritas pembangunan dan ditargetkan rampung pada triwulan 1 tahun 2024.

Jika sudah beroperasi penuh, perjalanan dari Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya akan menjadi lebih cepat, dari sebelumnya memakan waktu 3 jam menjadi hanya 1,5 jam.

Pembangunan jalan bebas hambatan ini juga diharapkan dapat melancarkan distribusi barang dan jasa, pengembangan industri dan pariwisata, serta meningkatkan konektivitas khususnya di sisi selatan Pulau Jawa.

Wilayah Magelang

Proses pembayaran uang ganti rugi (UGR) trase Tol Jogja-Bawen pada seksi II, di Kabupaten Magelang berlanjut ke Desa Keji, Kecamatan Muntilan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Jogja-Bawen Muhammad Mustanir mengatakan, pembayaran UGR merupakan tahap kedua yang mengenai 40 bidang dengan total nilai ganti rugi sebesar Rp66,3 miliar.

Peta exit tol yang awalnya direncanakan berada kawasan Palbapang, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, kemungkinan besar akan terjadi pergeseran.
Peta exit tol yang awalnya direncanakan berada kawasan Palbapang, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, kemungkinan besar akan terjadi pergeseran. (KemenPUPR)

"Untuk nilai tertinggi UGR hari ini (Rabu), cukup lumayan fantastis itu ada satu bidang yang mendapatkan Rp22,3miliar,"tuturnya di sela kegiatan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Keji, pada Rabu (21/6/2023).

Ia melanjutkan, untuk tahapan selanjutnya pembayaran UGR akan dilakukan di Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar.

Adapun, di desa ini lahan yang terdampak sebanyak 54 bidang.

"Kegiatan hari ini (21/6/2023), akan dilanjutkan pembayaran esok hari (22/6/2023), di Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar. Itu sebanyak 54 bidang, itu nilai total Rp35,1 miliar. Jadi pada Minggu ini, kami ada dua kegiatan pembayaran hari ini dan esok,"paparnya.

Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor' Pertanahan Kabupaten Magelang, Djarot Sucahyo mengatakan, pada tahap pertama di Desa Keji pembayaran UGR sebanyak 81 bidang dan tahap kedua kali ini 40 bidang .

"Dan, Alhamdulillah hari ini kelihatannya terbayarkan semua. Ada 39 bidang dibayarkan di sini. Yang satu lagi, kami ke rumahnya karena kondisinya sakit. Kita datangi ke rumahnya termasuk dalam pelayanan untuk pembayaran ganti kerugian,"paparnya.

Ia menjelaskan, untuk di Desa Keji total tanah masyarakat yang terdampak sebanyak 345 bidang. Dengan rincian, sebanyak 121 bidang sudah terbayarkan.

"Berarti sisa 230 bidang, ini masih proses di PPK validasi dan surat permohonan pembayaran (SPP) LMAN, sambil perbaikan-perbaikan data,"terangnya.

Sementara itu, ia mengklaim, sejauh ini masyarakat yang terdampak tol Jogja -Bawen di wilayahnya menerima pembayaran UGR proyek nasional tersebut.

"Kalau sudah masuk tahap pembayaran pasti menerima karena ini prosesnya sudah di tahap terakhir. Ini musyawarah dulu baru divalidasi, SPP LMAN terus LMAN setuju terus dibayarkan ganti rugi. Jadi, Proses ketidaksetujuan itu terjadi ketika musyawarah. ini kan sudah berlalu, Alhamdulillah tidak ada (penolakan),"terangnya. ( Tribunjogja.com/rif/ndg)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved