Advetorial
Sosialisasi KIE Program Bangga Kencana, BKKBN dan Komisi X DPR RI Cegah Stunting Dari Hulu
BKKBN dan Komisi X DPR RI gencar melakukan sosialisasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Program Bangga Kencana. Tujuannya untuk menekan ang
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - BKKBN dan Komisi X DPR RI gencar melakukan sosialisasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Program Bangga Kencana. Tujuannya untuk menekan angka stunting di Indonesia, termasuk DIY.
Anggota Komisi X DPR RI, Sukamto mengatakan mencegah stunting sebenarnya tidak sulit. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan cara tidak hamil terlalu tua, tidak hamil terlalu muda, tidak hamil terlalu dekat, dan tidak hamil terlalu banyak.
"Jadi sebenarnya mencegah stunting itu nggak sulit. Jangan terlalu tua kalau hamil, karena berisiko stunting. Kalau terlalu muda ya tidak boleh, karena organ reproduksi masih belum siap, bisa berisiko stunting juga,"katanya di Kantor Kelurahan Caturtunggal, Sleman, Kamis (22/06/2023).
"Anaknya dua, tapi jaraknya terlalu dekat, ya jangan, dikasih jarak. Kemudian jangan terlalu sering hamil juga. Kalau nanti stunting, anaknya lahir pendek dan beratnya kurang,"sambungnya.
Ia juga menyoroti peran suami yang mendampingi saat istrinya sedang hamil. Menurut dia, suami harus menjadi suport sistem, sehingga istri bahagia dan janin yang di kandungnya sehat.
"Suaminya jangan ngribeti, bikin istri stres, bisa mengganggu perkembangan janin. Jangan merokok, miras, itu dilarang keras. Kalau istrinya muntah-muntah tidak bisa makan, langsung dibawa ke puskesmas. Jangan sampai kekurangan gizi, karena ibu hamil itu harus banyak makan makanan bergizi," lanjutnya.
Inspektur Inspektorat Wilayah II BKKBN, Sunarto mengungkapkan BKKBN memiliki banyak program yang menyasar balita, remaja, hingga lansia.
Saat ini, BKKBN tidak lagi berjuang mengendalikan jumlah penduduk, namun lebih pada meningkatan kualitas penduduk.
Pencegahan stunting menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penduduk. Sehingga pada tahun 2045 mendatang, Indonesia memiliki generasi yang berkualitas.
Stunting bukanlah suatu penyakit, melainkan akibat dari kekurangan gizi kronis dan infeksi berkepanjangan. Seperti kanker, stunting juga memiliki stadium atau tahapan.
"Stadium satu itu ketika berat badan tidak naik. Datang ke faskes terdekat, nanti dicek, kalau tidak ada penyakit akan diintervensi dengan pemberian makanan tambahan (PMT) selama 2-6 minggu, nanti dicek lagi," ungkapnya.
"Stadium dua itu ketika berat badan justru turun. Stadium tiga itu ketika perkembangan di bawah standar. Untuk stadium I, II, III itu intervensinya sama. Stadium IV itu bukan beratnya lagi tapi gizinya. Kalau kurang gizi, intervensinya 4-8 minggu. Nah untuk stadium V itu masuk gizi buruk, dan harus mendapat perwatan,"bebernya.
Jika sudah terlanjur stunting, maka tidak bisa tertolong. Untuk itu, upaya pencegahan stunting memang sangat diperlukan. Mulai dari menjaga kesehatan para remaja, hingga memastikan 1000 hari kehidupan berjalan baik.
Sementara itu, PJ Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN DIY, Rohdiana Sumariati menitik beratkan pada kesehatan remaja. Remaja harus sehat dan terhindar dari anemia. Sebab anemia juga bisa berdampak pada kelahiran anak stunting.
BPBD DIY Tingkatkan Kapasitas Masyarakat Kulon Progo dalam Hadapi Risiko Bencana |
![]() |
---|
Visiting Jogja Tourism Walk 2023, Ajang Promosikan Desa Wisata Purwosari di Kulon Progo |
![]() |
---|
Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman Gelar Pameran dengan Tema Trapsila |
![]() |
---|
Jaga Warga Sebagai Wadah Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Daerah |
![]() |
---|
Gubernur Kepulauan Riau: Kondisi Aman dan Nyaman untuk Wisatawan yang Pelesir ke Batam |
![]() |
---|