Berita Klaten

Cerita Bakul Sayur dan Sapu Lidi di Klaten Berangkat Haji Setelah Menabung Selama 30 Tahun

Pedagang sayur dan sapu lini asal Klaten, Jawa Tengah, itu rajin menabung Rp 10 ribu setiap hari sejak 30 tahun terakhir.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM/ ALMURFI SYOFYAN
Mursidah saat menjual sapu lidi di perkampungan dekat rumahnya di Keprabon, Polanharjo, Klaten, Rabu (24/5/2023). 

Saat itu, nenek tujuh cucu itu membayar uang sebesar Rp 25 juta.

"Uang itu simpanan ibu dari menabung. Sisanya sedikit ditambah anak-anak," ujar anak tertua Mursidah, Sri Murjiyanti (44) saat ditemui TribunJogja.com.

Ia mengatakan, biaya pelunasan perjalanan haji sudah dilunasi oleh Mursidah. Untuk biaya pelunasan sekitar Rp 24 juta.

Uang pelunasan haji itu merupakan uang tabungan Mursidah sendiri.

Artinya, untuk berangkat haji, Mursidah mengeluarkan biaya hingga Rp 49 juta.

Dikatakan Sri Murjiyanti, ibunya sempat diserempet sepeda motor saat hendak pergi ke pasar pada tiga tahun lalu.

Mulai saat itu, anak-anak Mursidah meminta ibunya untuk tidak berjualan sayur keliling lagi.

Namun, berjualan sapu lidi dan garam di rumahnya dan di perkampungan dekat rumah saja.

Ia berharap, perjalanan ibadah haji ibunya bisa berjalan lancar dan dimudahkan hingga bisa pulang kembali ke tanah air dalam keadaan sehat walafiat. (MUR)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved