Sumbu Filosofi Yogyakarta

Tradisi Labuhan Kraton Jogja: Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih Kahyangan

Mengenal empat petilasan atau lokasi Upacara Labuhan Keraton Yogyakarta. Ada Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih Kahyangan.

DOK. Kraton Jogja
Tradisi Labuhan Kraton Jogja: Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih Kahyangan 

Gunung yang menjadi salah satu petilasan Labuhan Kraton Jogja ini terletak di antara tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah, serta Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan di Jawa Timur.

Alasan Gunung Lawu dijadikan tempat petilasan labuhan berhubungan dengan kisah sejarah Kerajaan Majapahit.

Gunung Lawu dipercaya sebagai tempat pengasingan Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit. 

Pada tahun 1478, Kerajaan Majapahit diserang oleh Girindrawardhana dari Kerajaan Kaling.

Karena tentara Kerajaan Majapahit tidak mampu menghalau serangan tersebut, Prabu Brawijaya V memutuskan untuk menyingkir ke Gunung Lawu dan hidup menjadi seorang pertapa.

Ia pun kemudian bergelar Sunan Lawu. 

Prabu Brawijaya V merupakan leluhur dari pendiri Kerajaan Mataram dan Keraton Yogyakarta.

Untuk itu, sebagai bentuk penghormatan, Gunung Lawu dipilih menjadi lokasi Upacara Labuhan Kraton Jogja.

Setiap dilaksanakan Upacara Labuhan Kraton Jogja di Gunung Lawu, uborampe labuhan akan diserahterimakan kepada Juru Kunci Gunung Lawu yang berada di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

4. Dlepih Kahyangan

Situs Kahyangan di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, Rabu (12/10/2022). Situs Kahyangan konon menjadi tempat bertapa dari Panembahan Senopati sebelum mendirikan Kerajaan Mataram
Situs Kahyangan di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, Rabu (12/10/2022). Situs Kahyangan konon menjadi tempat bertapa dari Panembahan Senopati sebelum mendirikan Kerajaan Mataram (Tribunsolo.com/Erlangga Bima Sakti)

Perbukitan Dlepih Khayangan atau Dlepih Kahyangan terletak di Kecamatan Tirtamaya, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. 

Selain Parangkusumo, Dlepih Kahyangan merupakan tempat yang digunakan Panembahan Senopati untuk bertapa sebelum membangun Kerajaan Mataram dan membentuk pemerintahan yang kuat. 

Selain Panembahan Senopati, Dlepih Kahyangan juga digunakan untuk bertapa para Raja Mataram dan Raja Kasultanan Yogyakarta.

Beberapa tokoh yang bertapa di Dlepih Kahyangan antara lain Sultan Agung Hanyokrokusumo dan Sri Sultan Hamengku Buwono I (Pangeran Mangkubumi).

Berbeda dengan upacara labuhan lainnya, Upacara Labuhan Dlepih Kahyangan hanya dilaksanakan setiap 8 tahun sekali.

Upacara Labuhan Keraton Yogyakarta di Dlepih Kahyangan digelar pada tahun Dal, atau setiap sewindu penobatan Sultan. 

Upacara Labuhan di Dlepih Kahyangan masuk golongan Labuhan Ageng yang digelar setiap  tahun sekali.

Sementara itu, Upacara Labuhan yang lain masuk golongan Labuhan Alit karena digelar setahun sekali.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Sumbu Filosofi Yogyakarta? Ternyata Asal Usulnya dari Sejarah Abad 18

Baca juga: Mengenal 12 Pangkat Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan Proses Kenaikan Pangkatnya

Demikian penjelasan Upacara Labuhan Keraton Yogyakarta, lengkap dengan kisah sejarah dan berbagai lokasinya. 

Klik di sini untuk mengenal Sumbu Filosofi Yogyakarta dan tempat-tempat bersejarah lain di Jogja. (Tribunjogja.com/ANR)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved