Mutiara Ramadan
Perbanyak Doa
Beruntunglah orang mukmin itu berada dalam dua keadaan dan keduanya baik. Jika mendapatkan kemudahan atau kesenangan ia bersyukur.
Oleh: Yeti Islamawati, Guru MTsN 6 Sleman
TRIBUNJOGJA.COM - Beruntunglah orang mukmin itu berada dalam dua keadaan dan keduanya baik. Jika mendapatkan kemudahan atau kesenangan ia bersyukur.
Jika ia tertimpa kesulitan atau kesusahan ia bersabar.
Doa menjadi senjata utama dalam segala hal. Sebagai orang Islam ada banyak sekali doa dalam kehidupan sehari-hari. Dari mulai membuka mata hingga saat mata kembali terpejam.
Hendaknya kita berdoa dalam hal apapun dengan disertai ikhtiar. Dalam hidup ada kalanya bertemu dengan kesulitan yang seolah terasa buntu, tidak ada jalan keluarnya.
Maka, sudah semestinya serta merta kita ingat kepada siapa kita dapat meminta pertolongan dan bergantung, yaitu dengan berdoa.
Doa itu ibadah. Terlebih di bulan Ramadan ini di mana ibadah dilipatgandakan. Tentu kita tak ingin sia-sia Ramadan ini berlalu begitu saja. Sungguh tidak pernah rugi orang yang bedoa.
Hanya ada tiga kemungkinan dalam berdoa. Dikabulkan persis seperti yang diinginkan, dikabulkan dengan yang setara, atau menjadi simpanan pahala di hari akhir nanti. Jadi tidak pernah rugi orang yang berdoa. Jutru orang yang tidak mau berdoa itulah orang-orang yang sombong.
Allah Maha Mengabulkan doa para hamba-Nya. Dalam berdoa tentu harus memerhatikan adab dalam berdoa. Pertama keihlasan. Dalam bukunya Berdoalah untuk Urusan Apapun Adhim, (2017) menyampaikan adab-adab dalam berdoa.
Pertama, keikhlasan. Berdoa dengan penuh keyakinan, pengharapan, kesungguhan tetapi tidak terburu-buru dalam hal terkabulnya doa.
Kedua, mengawali doa dengan pujian dan sanjungan kepada Allah, serta menyukuri nikmat dari Allah.
Ketiga, panjatkan doa tiga kali, sedapat mungkin menghadap kiblat.
Kemudian keempat, mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak, menghadap ke arah wajah. lebih utama dalam keadaan suci.
Kelima, dahulukan dan utamakan doa atas perkara utama dalam agama, tidak boleh berdoa keburukan.
Hendaknya bersikap rendah diri, khusyuk, penuh pengharapan, sekaligus perasaan takut doa tidak dikabulkan.
Jangan hanya berdoa secara lisan tetapi tidak menyadari apa yang ia pinta. Maka dari itu jika berdoa menggunakan bahas Arab yang tidak kita pahami, harus dicari tahu dan diketahui dulu secara garis besar tentang apa isi doanya.
Selain itu dalam berdoa dilakukan dengan lemah lembut. “Berdoalah kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Q.s. Al-Araaf ayat 55).
Ketika berdoa harus disertai tadharru’ (merendahkan diri) karena memang sepantasnya demikian, kita hanya makhluk yang lemah, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jangan sampai justru kita mendikte Allah. Bukankah Allah Maha Tahu?
Nabi Musa pernah berdoa ketika didera kepayahan dan kelaparan. “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku” (Al-Qashash ayat 24). Doa yang diucapkan sangat santun.
Doa hendaknya diucapkan penuh yakin, penuh harap, dan penuh pinta sekaligus takut pada Allah. Jangan sampai kita berdoa serinci-rincinya seakan khawatir Allah mengabulkan doa tak sesuai skenario kita. Astagfirullah, seolah apa yang kita pikirkan adalah yang terbaik.
Bagaimana kalau berdoa untuk urusan remeh? Sungguh segala sesuatu yang terjadi itu terjadi atas izin Allah, tidak boleh kita meremehkan kebaikan-kebaikan walau itu kecil. Perbanyak mohon ampun karena seringkali kita lupa menghiutng dosa-dosa kita.
Ketika kita sudah berdoa kepada Allah, jangan berharap kepada selain Allah.Q.s. Ar-Rahman ayat 29, “Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.”
Maka sudah seharusnya kita meminta dengan sepenuh hati disertai tawakal kepada Allah. Pergunakan bulan Ramadan sebaik-baiknya dengan mmeperbanyak berdoa kepada Allah. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.