Inovasi Tim PPK Ormawa UGM untuk Ekonomi Kreatif Margoagung

Tim PPK Ormawa Nawasatya Universitas Gadjah Mada melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Kalurahan Margoagung

Editor: Hari Susmayanti
Dok istimewa
PELATIHAN : Mahasiswa UGM memberikan pelatihan pengolahan ampas tahu menjadi makanan bernilai ekonomi kepada ibu-ibu PKK di Margo Agung, Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN  – Produk tahu sejak lama menjadi bahan makanan yang sering ada di hidangan masyarakat Indonesia karena harganya terjangkau, kaya protein, dan mudah diolah.

Meski sering hadir sebagai gorengan atau masakan berkuah, tahu sejatinya menyimpan potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk kuliner modern.

Berangkat dari potensi tersebut, Tim PPK Ormawa Nawasatya Universitas Gadjah Mada melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Kalurahan Margoagung, Sleman.

Pada sosialisasi yang digelar Sabtu (27/9/2025), Tim PPK Ormawa Nawasatya UGM memfasilitasi sesi memasak bersama dimana para peserta dapat langsung mempraktikkan pembuatan Cookies Okara (Cookies Ampas Tahu) dan Stik Ampas Tahu sebagai upaya mendorong inovasi pangan lokal sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif desa.

Inovasi ini berawal dari kenyataan bahwa di wilayah Margoagung memiliki produksi tahu
dan ampas tahu yang melimpah, tetapi dengan pemanfaatan yang masih terbatas.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo Akan Tata PKL Sekitar Jembatan Pandansimo, Kembangkan Pusat Ekonomi Baru

Melalui kreativitas mahasiswa, bahan sederhana tersebut diolah menjadi produk pangan bernilai jual tinggi yang berpotensi memperluas pasar baik di tingkat lokal maupun retail modern nantinya.

Dalam kegiatan sosialisasi ini, Tim Nawasatya tidak hanya menyampaikan teori dan konsep
dari produk tersebut, tetapi juga mengajak warga untuk mempraktikkan langsung proses
pembuatan.

Kegiatan sosialisasi yang disertai praktik pembuatan dua produk unggulan ini disambut baik
oleh warga Kalurahan Margoagung.

Keberhasilan kegiatan pelatihan masak ini menunjukkan bahwa program PPK Ormawa tidak hanya berhenti pada sosialisasi, tetapi benar-benar memberikan pelatihan nyata bagi pemberdayaan masyarakat lokal melalui inovasi pangan berkelanjutan.

Dengan demikian, kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan ini dapat dikembangkan oleh warga sebagai sebuah usaha ekonomi rumah tangga yang berkelanjutan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved