Berita Jogja Hari Ini

Heroe Poerwadi Ungkap Catatan Keuangan PMI Kota Yogyakarta yang Hilang

Sejak terpilih sebagai Ketua PMI Kota Yogya dirinya belum pernah dapatkan berkas serah terima jabatan dari pengurus PMI Kota Yogya periode 2016-2021.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma
Heroe Poerwadi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Palang Merah Indonesia ( PMI ) Kota Yogyakarta terpilih Heroe Poerwadi turut menanggapi terkait kejanggalan pengelolaan keuangan PMI Kota Yogyakarta .

Heroe terpilih sebagai Ketua PMI Kota Yogyakarta pada 2021 dan mulai bertugas pada 2022.

Namun tidak berlangsung lama kemudian pihaknya mengundurkan diri sebagai ketua terpilih karena ada beberapa sebab.

Menurut pengakuannya, sejak terpilih sebagai Ketua PMI Kota Yogyakarta dirinya belum pernah mendapatkan berkas serah terima jabatan dari pengurus PMI Kota Yogyakarta periode 2016-2021. 

"Sudah beberapa kali saya sebagai ketua terpilih (ketua yg belum menerima SK, menurut AD ART PMI) meminta agar ada serah terima jabatan berupa berkas yg diperlukan termasuk berkas laporan keuangan. Tetapi sampai sekarang juga belum diberi," katanya, dihubungi Kamis (16/3/2023).

Baca juga: Muncul Tagihan 7,2 Miliar yang Harus Dibayar PMI Kota Yogyakarta ke Vendor, Ini Kata Gusti Prabu

Pihaknya sudah beberapa kali meminta dilakukannya cut off atau pengalihan pengelolaan keuangan PMI Kota Yogyakarta dari pengurus 2016-2021 kepada ketua terpilih Heroe Poerwadi .

Saat itu Heroe meminta dokumen pengelolaan keuangan, buku-buku rekening dan cek untuk diserahkan kepada ketua terpilih.

"Tetapi sampai sekarang juga saya belum mendapatkan itu, sampai saya mengundurkan diri, buku rekening dan cek-cek keuangan masih dipegang oleh pengurus PMI 2016-2021 atau pemegang spesimen," ungkapnya.

Padahal tujuan Heroe meminta laporan keuangan itu agar pihaknya mengetahui posisi keuangan dan dana yang dimiliki PMI Kota Yogyakarta sebagai bekal perencanaan kegiatan dan operasional PMI Kota Yogyakarta .

"Sampai pada Agustus 2022, saya terkejut ketika ada vendor yg menagih tagihan sekitar Rp3 Miliar lebih, juga ada beberapa vendor lain yang ternyata mengalami kemacetan pembayaran," ungkapnya.

Kondisi keuangan semacam itu diakui Heroe tidak pernah disampaikan pengurus lama dalam rapat internal PMI Kota Yogyakarta .

Buruknya pengelolaan keuangan PMI Kota Yogyakarta pada saat itu juga sempat berdampak pada pelayanan masyarakat.

" PMI Kota Yogyakarta sempat beberapa kali tidak lancar memproses pengolahan darah untuk pasien. Hal itu terjadi karena vendor mengurangi pasokan bahan reagen untuk mengolah darah," ujarnya.

Heroe Poerwadi sampai harus memohon kepada vendor penyedia reagen agar tetap memberikan bahan-bahan untuk mengelola darah bagi para pasien meski ada sejumlah tagihan yang nilainya fantastis.

Dia lantas membuka rekening baru agar pembayaran kepada vendor penyedia reagen dapat berjalan lancar diluar tagihan sebelumnya.

Baca juga: PMI Kota Yogyakarta Jaga Ketersediaan Stok Darah Jelang Ramadan 2023

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved