Erupsi Gunung Merapi

BPPTKG Sebut Aktivitas Vulkanik Internal Gunung Merapi Tinggi, Potensi Erupsi Susulan Masih Ada

BPPTKG Yogyakarta memperkirakan Gunung Merapi masih bakal mengeluarkan rentetan awan panas guguran (APG) di hari-hari ke depan.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Twitter @bpptkg
Awan panas guguran meluncur dari puncak Gunung Merapi pada Minggu (12/3/2023) pukul 20.40 WIB. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aktivitas vulkanik internal Gunung Merapi dinilai masih tinggi.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pun memperkirakan Gunung Merapi masih bakal mengeluarkan rentetan awan panas guguran (APG) di hari-hari ke depan.

“Data pemantauan (kegempaan) saat ini masih tinggi. Gempa vulkanik dalam masih terjadi 60-70 kali per hari. Sedangkan, gempa vulkanik dangkal tiga kejadian per hari dan multifase ada 17 kejadian per hari,” ujar Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso dalam konferensi pers daring, Minggu (12/3/2023).

Dia menjelaskan, angka tersebut masih masuk dalam kategori tinggi, bahkan ketika gunung itu tidak erupsi sekalipun.

Per Minggu, ada dua kali aktivitas vulkanik dalam yang tercatat dengan amplitudo 12-14 mm, S-P 0.5-0.8 detik dan berdurasi 7.2-10.5 detik.

Vulkanik dangkal terjadi sebanyak 13 kali, amplitudo 28-75 mm berdurasi 7.4-10.5 detik.

Sementara, pada Senin (13/3/2023) pagi ini, dalam pengamatan 00.00-06.00 WIB, tidak ada aktivitas vulkanik dalam dan dangkal.

Meski demikian, katanya, belum ada rekomendasi untuk menaikkan tingkat aktivitas Gunung Merapi dari siaga menjadi awas.

Agus menjelaskan, penentuan status aktivitas berdasarkan ancaman bahaya pada masyarakat.

Potensi bahaya saat ini, kata dia, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya.

Sektor itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara, sektor meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

“Jadi, aktivitas vulkanik yang menjadi sumber ancaman kepada masyarakat akan dievaluasi. Aktivitas saat ini belum mengubah rekomendasi bahaya setahun terakhir,” terangnya.

Diketahui, tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada di status siaga sejak 5 November 2020.

Status itu naik dari waspada, yang sempat ditetapkan 21 Mei 2018.

Menurutnya, status aktivitas Gunung Merapi masih berada di daerah yang belum mengenai pemukiman. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved