Berita Kota Yogya Hari Ini

CERITA Bangunan Babon ANIEM Kotabaru, Cikal Bakal Aliran Listrik di Kota Yogyakarta

ANIEM sendiri sejatinya adalah kepanjangan dari Algemene Nederlandsch Indische Electrisch Maatscapij yang merupakan perusahan penyedia listrik swasta

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Azka Ramadhan
Bangunan Babon ANIEM yang berada di Jalan Faridan M Noto, Kotabaru, Kota Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kotabaru, yang berada di Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta, menyimpan sejumlah bangunan kuno dan sarat sejarah di dalamnya.

Bagaimana tidak, Kotabaru merupakan permukiman elit Belanda, yang dibangun pada era pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitaran tahun 1877-1921 silam.

Terang saja, di kawasan tersebut berjajar bangunan rumah megah dengan arsitektur Belanda yang berdiri kokoh hingga sekarang, sehingga potensi sejarah dan budayanya menjadi daya tarik tersendiri.

Baca juga: Empat Saksi Dihadirkan dalam Sidang Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Mertoyudan Magelang

Menariknya, sebagian besar bangunan kuno itu masih difungsikan sampai sejauh ini, dengan tetap mempertahankan arsitektur fasad bergaya khas indische.

Mulai dari sekolah, perkantoran, stasiun, rumah sakit, perpustakaan, hingga deretan restoran, yang berjajar di seputaran Kotabaru.

Namun, terdapat satu bangunan bersejarah yang mungkin belum banyak diketahui oleh warga masyarakat. Bangunan tersebut, selama ini dikenal dengan nama Babon ANIEM, yang ada di simpang jalan Faridan M. Noto. 

Berbentuk persegi dengan tamanan nan rimbun di sekelilingnya, Babon Aniem merupakan sebuah gardu listrik yang memiliki peran penting dalam pemerataan jaringan di Kota Yogykarta pada masa lampau.

Sebagai informasi, ANIEM sendiri sejatinya adalah kepanjangan dari Algemene Nederlandsch Indische Electrisch Maatscapij yang merupakan perusahan penyedia listrik swasta pada era Hindia Belanda.

Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, ANIEM mulai membangun jaringan lsitrik di Kota Yogyakarta pada 1914, di mana Kotabaru sebagai salah satu kawasan hunian penting bagi masyarakat Eropa kala itu dijadikan prioritas.

Pada era tersebut, selain jaringan listrik, kawasan Kotabaru pun telah dilengkapi dengan saluran pipa air bersih, telepon, sampai saluran drainase yang lebih memadahi.

Secara spesifik, Babon ANIEM yang ada di Kotabaru dibangun pada kisaran 1918, serta berfungsi sebagai pengatur dan pembagi daya listrik di penjuru kawasan Kotabaru.

Adapun saat ini, masih tersisa tiga Babon ANIEM yang masih berdiri dan dapat dilihat di Kota Yogyakarta, yakni Babon ANIEM Kotabaru, Babon ANIEM di depan Taman Parkir Abu Bakar Ali (ABA) dan Babon ANIEM yang ada di sisi Pasar Kotagede.

ANIEM mendapatkan konsensus untuk menyediakan listrik di Yogya pada 1914 silam dan butuh waktu lima tahun untuk proses pembangunannya.

Kawasan awal yang mendapatkan pasokan listrik adalah di wilayah Njeron Benteng, Loji Gede, Loji Cilik, Malioboro, hingga Kotabaru.

Daya listrik yang mengalir di Kota Yogya kala itu berasal dari pembangkit yang ada di Tuntang, Semarang dan dirampungkan per 1918.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved