Kasus Mario Dandy

Mario Dandy di Mata Ibu Kantin dan Kepala SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Menurut Sumijah (55), yang merupakan penjual jajanan atau salah satu ibu kantin di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mengatakan, Dandy kerap berutang

Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana
Kantin SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Senin (27/2/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mario Dandy Satriyo, anak Pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Rafael Alun Trisambodo, pelaku penganiayaan yang sedang disorot, merupakan alumnus SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

Dari informasi yang diperoleh Tribun jogja, selama menempuh pendidikan di sekolah tersebut, Dandy dikenal dengan anak yang hiperaktif dan kerap menghabiskan waktu di kantin sekolah.

Menurut Sumijah (55), yang merupakan penjual jajanan atau salah satu ibu kantin di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mengatakan, Dandy kerap berutang di warungnya.

"Dia (Mario Dandy Satriyo) itu anak hiperaktif selalu bawa bola suka main ke sana-sani. Terus kalau jajan langsung ambil asal tapi nggak langsung bayar," kata orang yang merupakan warga Berbah, Kabupaten Sleman di tempat usahanya, Senin (27/2/2023).

Sepengetahuannya, Dandy kerap jajan seperti anak-anak kecil pada umumnya, misalnya jajanan ringan.

Sumijah (55), penjual jajanan atau salah satu ibu kantin di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sedang menyajikan dagangan di tempat usahanya, Senin (27/2/2023).
Sumijah (55), penjual jajanan atau salah satu ibu kantin di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sedang menyajikan dagangan di tempat usahanya, Senin (27/2/2023). (TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana)

"Kalau mas Dandy asal ambil. Kadang ambil Bengbeng, ambil roti," ucap Sumijah.

Setelah mengambil jajan, ternyata tidak langsung dibayar oleh Dandy. Hal itu pun menjadi kenangan yang membekas bagi Sumijah.

"(Kalau untuk pembayaran) saya harus ngejar-ngejar. Kalau dia bawa uang saya minta," imbuhnya.

"Iya lama (bayar hutangnya). Kadang anaknya enggak keluar kelas. Kalau ditagih, jawabnya aku enggak bawa uang," jelas Sumijah.

“Waktu dia dianterin supirnya terus saya bilang lah gini lah gene koe ndue asisten (lah itu kamu punya asisten). Terus dia bilang asisten saya nggak bawa uang.

Dalam seminggu, rupaya Dandy hanya menghabiskan uang di tempat usaha Sumijah sekitar Rp150 ribu.

Walau begitu, Sumijah menilai, kepribadian Dandy kepada rekan-rekannya dan Sumijah tidak sering marah-marah.

"Anaknya hiperaktif terus terang. Saya lihatnyaa seperti itu. (Sama temennya) biasa. Kadang sama temennya dia pilih-pilih," ujar dia.

Kata Kepala SMP

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Senin (27/2/2023)
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Senin (27/2/2023) (TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana)

Sedangkan menurut Wakil Kepala SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Bidang Kesiswaan, Eka Wahyu Wibawa mengatakan, selama menempuh pendidikan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, Dandy memiliki perilaku baik maupun berperilaku layaknya anak-anak pada umunya.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved