Kasus Mario Dandy

CERITA Ibu Kantin SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, Mario Dandy Sering Utang, Asistennya Tak Bawa Uang

Nama Mario Dandy Satriyo memang sedang naik daun. Dia adalah pelaku penganiayaan David, hingga sang korban terbaring koma di rumah sakit. Ternyata,

ist
Mario Dandy Satriyo bersama pacarnya yang berinisial AGH. (Kolase: KOMPAS.com/DZAKY NURCAHYO dan Twitter @Trending_Issue) 

TRIBUNJOGJA.COM - Nama Mario Dandy Satriyo memang sedang naik daun. Dia adalah pelaku penganiayaan David, hingga sang korban terbaring koma di rumah sakit.

Ternyata, Mario Dandy Satriyo adalah alumni SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

Sebelum melanjutkan ke SMA Taruna Nusantara dan SMA Pangudi Luhur Jakarta, Dandy memang mengenyam pendidikan menengah pertama di sekolah di Jalan Timoho II, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta itu.

Baca juga: Buntut Kasus Mario Dandy, Sosiolog UGM Sebut Gaya Hidup Mewah Pejabat Pajak seperti Gunung Es

Bahkan, dia disebut sebagai anak yang hiperaktif dan sering menghabiskan waktu di kantin sekolah.

Sumijah (55) yang merupakan penjual jajanan atau salah satu ibu kantin di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mengatakan, bahwa Mario Dandy Satriyo kerap utang di tempatnya.

"Dia itu anak hiperaktif selalu bawa bola suka main ke sana-sini. Terus kalau jajan langsung ambil asal tapi nggak langsung bayar," kata orang yang merupakan warga Berbah, Kabupaten Sleman di tempat usahanya, Senin (27/2/2023).

Disampaikannya, Mario Dandy Satriyo kerap jajan seperti anak-anak kecil pada umumnya.

"Kalau mas Dandy asal ambil. Kadang ambil bengbeng, ambil roti," ucap Sumijah.

Setelah mengambil jajan, ternyata tidak langsung dibayar oleh Mario Dandy Satriyo. Hal itu pun menjadi kenangan yang membekas bagi Sumijah.

"(Kalau untuk pembayaran) saya harus ngejar-ngejar. Kalau dia bawa uang saya minta," imbuhnya.

Sumijah (55), penjual jajanan atau salah satu ibu kantin di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sedang menyajikan dagangan di tempat usahanya, Senin (27/2/2023).
Sumijah (55), penjual jajanan atau salah satu ibu kantin di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sedang menyajikan dagangan di tempat usahanya, Senin (27/2/2023). (TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana)


"Iya lama (bayar utangnya). Kadang anaknya enggak keluar kelas. Kalau ditagih, jawabnya aku enggak bawa uang. Waktu dia dianterin supirnya terus saya bilang lah gini lah gene koe ndue asisten (lah itu kamu punya asisten). Terus dia bilang asisten saya nggak bawa uang " jelas Sumijah.

Dalam seminggu, rupaya Mario Dandy Satriyo menghabiskan uang di tempat usaha Sumijah sekitar Rp150 ribu.

Walau begitu, Sumijah menilai, kepribadian Mario Dandy Satriyo kepada rekan-rekannya dan Sumijah tidak sering marah-marah.

"Anaknya hiperaktif terus terang. Saya lihatnya seperti itu. (Sama temennya) biasa. Kadang sama temennya dia pilih-pilih," tutup dia.

Angkatan 2019

Mario adalah salah satu alumni SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta angkatan 2019.

Keterangan tersebut disampaikan Wakil Kepala SMP Pangudi Luhur I Jogja, Eka Wahyu Wibawa.

“Benar. Dulu anaknya berperilaku baik ketika sekolah di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,” ucapnya, Sabtu (25/2/2023).

Baca juga: Menengok Rumah Mewah Milik Rafael Alun Trisambodo di Kawasan Timoho Yogyakarta

Sekretaris Ikatan Alumni SMP Pangudi Luhur 1 Jogja, Jonathan Herdioko, turut prihatin terhadap kekerasan yang dilakukan Dandy.

Herdioko menyebut tindakan arogan dan perilaku kekerasan yang dilakukan Mario Dandy tidak dapat dibenarkan.

“Tetapi tetap objektif saja, perilaku arogan dan kekerasan seperti itu tidak hanya karena faktor sekolah. Justru faktor lingkungan dan keluarga yang berperan besar,” jelasnya.

Diduga Punya Trauma

Pakar Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga pelaku penganiayaan pemuda berinisial D (17), yakni Mario Dandy Satriyo (20), mengalami trauma pada masa kecilnya.

Menurut Adrianus, beberapa anak yang sudah dewasa tetapi tidak terkontrol emosinya, bisa jadi pernah mengalami trauma pada masa balita.

"Karena asumsinya anak sudah dijaga dari balita, masuk usia 15 tahun, maka di usia 20 tahun sudah beres. Tapi ternyata ada saja anak anak yang sudah usia dewasa muda, ternyata usia lima tahunan itu kacau, Makanya saya menduga Mario ini punya masa waktu kecil yang kacau" ujar Adrianus saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/2/2023).

Adrianus melanjutkan, hal tersebut Mario tunjukkan saat dia menganiaya D.

"Terlihat saat dia begitu marah, mengerikan. Sehingga berakibat fatal terhadap orang lain, gitu," kata dia.

Namun, Adrianus belum bisa memastikan apakah Mario salah pola asuh oleh orangtuanya.

"Enggak tahu ya, mungkin di pengadilan bisa dilihat nanti masalahnya, pola asuh Mario seperti apa. Sehingga lalu dia menjadi begitu buas ya. Apakah dia enggak pernah hormat kepada orangtua," ujar Adrianus.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved