Perang Rusia Vs Ukraina

Menlu Hongaria Kecam Sanksi Uni Eropa yang Menyasar Kebebasan Media

Menlu Hongaria Peter Szijjarto mengecam paket sanksi Uni Eropa ke Rusia yang menyasar media dan jurnalis Rusia. Sanksi itu melanggar kebebasan pers.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
www.prezydent.pl/WikipediaCommon
UNI EROPA - Suasana sidang Komisi Uni Eropa di Lisabon, Portugal. Negara-negara Uni Eropa sepakat mengurangi dan akan menghentikan impor gas dari Rusia menyusul konflik Ukraina. 

TRIBUNJOGJA.COM, BUDAPEST - Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto, mengiritik paket sanksi Uni Eropa terhadap Rusia yang menyasar kehidupan bebas media dan jurnalis Rusia.

Uni Eropa di paket terakhir sanksi ke Rusia, melarang peredaran siaran kanal televisi RT berbahasa Arab di wilayah Eropa.

Sejumlah nama jurnalis juga dimasukkan daftar hitam Uni Eropa. Alasannya, media dan para jurnalis itu melakukan disinformasi.

Dalam wawancara dengan kantor berita RIA Novosti yang diterbitkan pada Senin (27/2/2023), Peter Szijjarto mengatakan Hongaria mengecam Brussel karena tidak melindungi kebebasan pers.

“Satu-satunya alasan untuk kritik ini adalah tidak seperti di bagian lain Eropa, di Hongaria media benar-benar berwarna,” katanya.

“Jika Anda melihat-lihat di Eropa, 98 persen media adalah liberal, dan sisanya adalah yang lain,” klaimnya, sambil mengakui kata-katanya mungkin sedikit dilebih-lebihkan.

Menlu Hongaria itu mencatat di Hongaria, media secara kasar dibagi menjadi dua bagian, antara outlet liberal dan konservatif, tetapi barat dan media liberal menganggap itu menunjukkan kurangnya kebebasan pers.

“Jadi yang menilai kami kebebasan media, itu (rakyat) yang memasukkan wartawan ke dalam daftar sanksi. Bagi saya itu agak membingungkan,” pungkasnya.

Baca juga: Rusia Rasakan Dampak Sanksi Uni Eropa, Harga Kebutuhan Pokok Melonjak Tajam

Baca juga: Sanksi Baru Uni Eropa Targetkan Bank, Pelayaran, Media, dan Jurnalis Rusia

Baca juga: Eva Kaili, Wakil Ketua Parlemen Uni Eropa Dipecat Terkait Suap dan Korupsi

Paket ke-10 sanksi anti-Rusia diadopsi Uni Eropa sejak pekan lalu. Sanksi itu memasukkan organisasi dan individu media Rusia ke dalam daftar hitam.

Mereka oleh Brussel dicap outlet disinformasi. Brussels menambahkan RT Arabic ke daftar saluran yang dilarang disiarkan di UE.

Dalam wawancara tersebut, Szijjarto juga menegaskan kembali komitmen Hongaria untuk memveto setiap upaya sanksi industri nuklir Rusia.

Ia pun mendesak penyelidikan menyeluruh atas sabotase jalur pipa Nord Stream tahun lalu, yang disebutnya sebagai serangan teroris terhadap infrastruktur energi Uni Eropa.

Dewan Eropa mengumumkan paket sanksi terbaru pada Sabtu, sehari setelah peringatan satu tahun dimulainya operasi militer Moskow ke Ukraina.

Mengumumkan paket itu, diplomat top Uni Eropa Josep Borrell memuji persatuan blok itu dalam menunjukkan sikap anti-Rusia.

Borrel menuduh Presiden Vladimir Putin meningkatkan agresi ilegal ini, menggunakan musim dingin sebagai senjata, menyebabkan kesulitan makanan, dan terjadinya kelaparan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved