Perang Rusia Vs Ukraina

China Minta AS Tak Mendikte Beijing Terkait Kerjasama dengan Rusia

China memperingatkan AS tidak punya hak mendikte Beijing terkait hubungan kerjasama China-Rusia dan juga dalam perang Ukraina.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
AFP via BBC
Presiden China Xi Jinping ketika berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat berkunjung ke Moskwa pada Rabu (5/6/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING – Pemerintah China meminta AS tidak mendikte negaranya terkait hubungan kerjasama Beijing-Moskow, dan konflik di Ukraina.

Beijing menyebut, AS mengirim senjata bernilai miliaran dolar ke Kiev tapi ironisnya memperingatkan Beijing agar tak membantu Moskow.

Pernyataan disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, seraya terus memperingatkan Washington tidak dalam posisi mendikte hubungan China-Rusia.

"AS tidak memiliki hak untuk mendikte hubungan China-Rusia, dan kami tidak akan pernah menerima paksaan dan tekanan dari AS," kata Mao Ning di Beijing, Senin (27/2/2023).

Dia mengomentari tuduhan pejabat senior AS yang mengatakan, Beijing kemungkinan telah mengizinkan pengiriman bantuan ke Rusia.

Pejabat itu bahkan menyebut China sedang mempertimbangkan pasokan peluru artileri di masa depan.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan memperingatkan pada Minggu (26/2/2023), bantuan militer ke Moskow akan menimbulkan kerugian nyata bagi China.

AS telah memberlakukan sanksi terkait Ukraina pada dua perusahaan satelit China.

Baca juga: 12 Seruan China Atas Perang Rusia Ukraina,Salah Satunya Minta Tinggalkan Mentalitas Perang Dingin

Baca juga: Xi Jinping Akan ke Moskow Temui Putin Tawarkan Solusi Konflik Ukraina

Mao mengatakan Washington menjajakan informasi palsu tentang senjata dan memberikan sanksi kepada perusahaan China tanpa alasan.

Ia menggambarkan sikap ini sebagai munafik dan tindakan intimidasi yang terang-terangan.

AS telah menggelontorkan miliaran dolar bantuan militer ke Ukraina, sementara Beijing mempertahankan posisi seimbang.

China berusaha mempromosikan pembicaraan damai dan solusi politik. "Sekilas jelas siapa yang menambahkan bahan bakar ke api," kata Mao Ning.

Juru bicara itu menambahkan penjualan senjata AS ke Taiwan, pulau yang menyempal dari China, merusak hubungan antara kedua negara.

AS telah berjanji untuk mendukung Kiev selama diperlukan untuk mengalahkan Rusia.

Beijing mengkritik Rusia karena mengirim pasukan ke Ukraina, tetapi menyalahkan ekspansi AS dan NATO di Eropa sebagai pemicu krisis.

Beijing juga menyuarakan penggunaan sanksi sepihak Washington sebagai alat kebijakan luar negeri.

Mao Ning menyatakan secara tegas, China terus menjalin komunikasi dengan semua pihak dalam konflik Rusia-Ukraina, termasuk Kiev.

"Posisi China dalam krisis Ukraina konsisten dan sangat jelas," kata Mao Ning.

“Intinya adalah menyerukan perdamaian dan mempromosikan dialog serta mempromosikan solusi politik untuk krisis. Kami selalu menjaga komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat termasuk Ukraina,” kata Mao.

Washington terus menyuarakan sikap negatif ke China, dan menuduh negara itu akan mengekspor drone serang ke Rusia.

Amerika Serikat berjuang untuk mencegah China memberikan bantuan militer ke Rusia itu, yang bisa berkembang ke pengiriman peralatan mematikan.

Kremlin menolak mengomentari saran Washington, dengan mengatakan semua informasi ini telah dibantah pihak China.

Di Moskow, mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan pasokan senjata yang berkelanjutan ke Kiev berisiko menimbulkan bencana nuklir global.

Tak hanya AS, NATO memperingatkan China agar tidak memasok bantuan mematikan ke Rusia, kemungkinan termasuk drone.

Direktur CIA William Burns mengatakan pada akhir pekan badan intelijen AS percaya Beijing sedang mempertimbangkan bantuan militer ke Rusia meskipun belum mencapai keputusan akhir.

"Jika menempuh jalan itu, itu akan merugikan China," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan kepada CNN.

Di Kiev, Presiden Volodymir Zelensky mengatakan pada Jumat berencana bertemu Presiden China Xi Jinping, tetapi tidak mengatakan kapan pertemuan seperti itu akan terjadi.

Saat pejabat tinggi Partai Komunis China Wang Yi ke Moskow pekan lalu, ia menyebutkan Xi Jinping akan menemui Vladimir Putin dalam waktu dekat.

Putin pun menyabut gembira rencana kunjungan Xi Jinping, dan secara terbuka menyebutkan hubungan kedua negara sangat baik.(Tribunjogja.com/Aljazeera/RussiaToday/xna)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved