Perang Rusia Ukraina

12 Seruan China Atas Perang Rusia Ukraina,Salah Satunya Minta Tinggalkan Mentalitas Perang Dingin

Melalui Kementrian Luar Negerinya, China menyerukan adanya gencatan senjata bagi kedua negara.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TELEGRAM/BREEZE TV via YOUTUBE THE GLOBE AND MAIL via kompas.com
Video kapal perang Rusia meledak di Berdyansk, pelabuhan Laut Azov dekat kota Mariupol, Ukraina, Rabu (23/3/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM - Perang Rusia dan Ukraina sudah berlangsung selama setahun. Hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa perang akan berakhir.

Sejumlah negara pun menyerukan kepada kedua negara untuk segera mengakhiri perang.

Salah satunya seperti yang disampaikan oleh China.

Melalui Kementrian Luar Negerinya, China menyerukan adanya gencatan senjata bagi kedua negara.

Tak hanya itu, China meminta adanya pembicaraan perdamaian sehingga perang bisa berakhir.

Lalu China juga meminta kepada semua pihak untuk  tidak mengompori atau memperparah ketegangan demi mencegah krisis menjadi semakin memburuk atau lepas kendali.

Dilansir Sky News, sebuah makalah yang diterbitkan oleh kementerian pada hari Jumat memperingatkan bahwa konflik dan perang tidak menguntungkan siapa pun.

Baca juga: Medvedev Peringatkan Konflik Dunia, Rusia Siap Gunakan Senjata Nuklir

Setidaknya ada 12 poin seruan China terkait perang Rusia Ukraina.

Di antaranya Kedaulatan semua negara harus dihormati, Meninggalkan mentalitas Perang Dingin, Menghentikan permusuhan, Melanjutkan pembicaraan damai, Menyelesaikan krisis kemanusiaan.

Lalu Melindungi warga sipil dan tawanan perang, Menjaga keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir, Mengurangi risiko strategis, Memfasilitasi ekspor biji-bijian, Menghentikan sanksi sepihak, Menjaga industri dan rantai pasokan tetap stabil, Mempromosikan rekonstruksi pasca-konflik

Perang nuklir harus dihindari

Selain 12 poin rencana tersebut, makalah itu juga mengatakan "senjata nuklir tidak boleh digunakan" dan "perang nuklir tidak boleh terjadi".

"Kami menentang pengembangan, penggunaan senjata biologis atau kimia oleh negara mana pun dalam keadaan apa pun."

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved