Perang Rusia Vs Ukraina

Serbia Peringatkan Semua Pihak di Eropa Bersiap untuk Perang

Presiden Serbia Aleksandr Vucic memperingatkan semua pihak di Eropa siap berperang dilihat dari pembelian senjata dan amunisi besar-besaran.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
JACK GUEZ / AFP
Tembakan Howitzer otomatis 

TRIBUNJOGJA.COM, BEOGRAD – Presiden Serbia Aleksandr Vucic memperingatkan semua pihak di Eropa sekarang bersiap untuk berperang.

Ini terlihat dari begitu banyak permintaan senjata dan amunisi ke Serbia. Beograd mengatakan mendapat untung dari perlombaan senjata dan amunisi itu.

Menurut Presiden Aleksandar Vucic industri militer Serbia telah menggenjot produksi senjata dan amunisi untuk memenuhi permintaan yang meroket akibat konflik di Ukraina.

Vucic mengunjungi pameran senjata IDEX di Uni Emirat Arab. Vucic sekali lagi mengatakan dunia sedang mempersiapkan perang.

“Semua orang membutuhkan amunisi. Setiap orang membeli segalanya, apa pun yang bisa kami hasilkan akan dijual, ”kata Vucic.

"Saya tidak tahu bagaimana beberapa barang ini belum berakhir di medan perang Ukraina," katanya.

Permintaan untuk hal-hal seperti roket untuk sistem peluncur ganda 'Grad' telah meningkat sebesar 70 persen.

Baca juga: Presiden Serbia Alexander Vucic Peringatkan Perang Besar di Depan Mata

Baca juga: Presiden Aleksandar Vucic : Serbia Sedang Dalam Situasi Sulit  

Presiden Serbia mencatat Beograd ingin memperluas beberapa produksi amunisinya, karena semuanya meminta.

"Amunisi laris manis seperti kacang goreng," kata Vucic.

Rusia mengklaim menggunakan 35.000 putaran tembakan per hari, dan Ukraina sekitar 16.000, yang bertambah selama setahun.

“Serbia berusaha menahan setidaknya beberapa perangkat keras untuk kebutuhannya sendiri,” kata Vucic.

“Tentara kita dan negara kita harus didahulukan. Setidaknya 30 persen dari semua yang dibuat di Serbia harus tetap di Serbia,” katanya kepada wartawan.

“Kami hanya bisa menjual apa yang bisa kami sisakan. Semua orang ingin berperang, semua orang bersiap untuk perang," imbuhnya.

Khawatir dengan lingkungannya sendiri, Beograd juga mengimpor apa pun yang bisa, termasuk tawaran untuk jet tempur Rafale dari Prancis.

Menurut Vucic, kontrak dengan Emirates untuk drone kamikaze harus ditandatangani akhir pekan ini.

“Kami dikelilingi oleh negara-negara NATO. Bosnia-Herzegovina bukan (anggota), tetapi pasukan NATO juga ada di sana, juga di bagian wilayah kami sendiri, di Kosovo,” kata Presiden Serbia itu.

Dimintai komentar tentang situasi di Ukraina, Vucic mengatakan dia mengharapkan perubahan besar di medan perang dalam dua hingga tiga hari ke depan, yang dapat menyebabkan tekanan barat lebih lanjut terhadap Serbia.

Vucic sejauh ini menolak tuntutan AS dan UE untuk memberikan sanksi kepada Rusia, bersikeras pada netralitas militer Beograd dalam konflik yang sedang berlangsung.

Pameran pertahanan global IDEX 2023, yang diadakan di Abu Dhabi, adalah salah satu pameran senjata terbesar di dunia.

Acara minggu ini dihadiri 1.350 vendor dari 65 negara. Selain amunisi, Serbia mengiklankan howitzer self-propelled Nora dan kendaraan lapis baja Lazar dan Milos.

Percakapan Joseph Borrel dan Wang Yi

Di Munich pekan lalul, pejabat senior Partai Komunis China Wang Yi bertanya kepada diplomat tertinggi Uni Eropa, Josep Borrell, mengapa dia begitu khawatir Beijing menjual senjata ke Rusia.

Sebaliknya Brussel menyalurkan senjata ke Ukraina.  Borrell memperingatkan setiap bantuan China untuk militer Rusia akan dianggap melanggar garis merah oleh UE.

Borrell mengakui dia dan Wang melakukan percakapan jujur di Munich. Selama percakapan ini, Wang menjelaskan China tidak memberikan senjata ke negara-negara yang berperang.

China juga tidak berencana memberikan senjata ke Rusia. Ini, kata Wang, adalah prinsip kebijakan luar negeri China.

Namun, Borrell mengatakan Wang bertanya kepadanya: "Mengapa Anda menunjukkan perhatian kepada saya mungkin menyediakan senjata untuk Rusia ketika Anda menyediakan senjata untuk Ukraina?"

Borrell mengatakan dia menjelaskan perbedaan besar antara skenario ini, menunjukkan apa yang dipertaruhkan bagi kami orang Eropa dalam perang di Ukraina.

Namun, dia tidak membagikan penjelasannya kepada pers. Borrell bukan satu-satunya diplomat senior barat yang memperingatkan Beijing atas dugaan dukungannya untuk militer Rusia.

Menlu AS Antony Blinken mengklaim Washington sudah mengetahui dukungan tidak mematikan China untuk Moskow, dan mengancam jika dukungan itu meningkat jadi senjata mematikan.

Kementerian luar negeri China menanggapi Blinken dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Wang kepada Borrell.

"AS, bukan China, yang telah menuangkan senjata ke medan perang," kata seorang juru bicara Kemenlu China.

Wang Yi telah bertemu Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev di Moskow, dan menyatakan hubungan Tiongkok-Rusia sangat kokoh dan akan bertahan dalam ujian apa pun.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved