Berita Kesehatan

Sering Merasa Emosi dengan Urusan Kantor? Cek Dulu Akar Permasalahan dari Dalam Diri

Mekanisme pelepasan energi negatif harus dikelola dengan tepat agar tak berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
its
ilustrasi emosi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Urusan pekerjaan memang tak pernah lepas dari friksi atau gesekan dengan rekan kerja.

Maka, untuk menanggulangi friksi berkepanjangan, perlu mekanisme yang tepat agar emosi itu bisa tersalurkan dengan baik.

Psikoterapis Holistik, Sekartaji Ayuwangi menjelaskan, mekanisme pelepasan energi negatif harus dikelola dengan tepat agar tak berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain.

“Energi negatif itu ibarat urine. Urine itu harus dibuang dari dalam tubuh, kalau tidak dibuang kan malah jadi penyakit,” kata dia ketika berbincang dengan Tribunjogja.com , Jumat (17/2/2023).

Dia mengatakan, meski urine harus dibuang tetapi bukan berarti pembuangan urine bisa sembarangan karena alasan satu dan lainnya.

Baca juga: Cegah Klitih, Mahasiswa UNY Bekali Anak SD dan SMP tentang Pengendalian Emosi

“Ya gak boleh kan pipis sembarangan. Tidak pantas, mambu. Buang urine di toilet, tapi toiletnya gak di toilet mampet juga, harus jelas itu pembuangan toiletnya kemana,” katanya.

Pendiri Yayasan Rumah Kasih Sekartaji Ayuwangi yang bergerak pada kasus sosial terutama pada isu mental itu menjelaskan, karakteristik urine itu sama dengan energi negatif.

Energi negatif yang ada dari dalam diri tak bisa dilepaskan begitu saja di sembarang tempat, kapanpun kepada siapapun.

Sebab, energi negatif itu memberi rasa ketidaknyamanan hingga suasana yang tidak kondusif.

“Semisal, kalau ada yang marah di kantor dan terus meninggi, artinya dia punya emosi negatif yang tidak terkelola dengan baik. Dia juga kekurangan energi, sehingga dia harus melahap energi-energi di sampingnya,” beber Sekar.

Dia menuturkan energi negatif dari dalam diri bisa saja muncul dari kehidupan pribadi seperti luka masa lalu.

Sekar mengungkap, banyak orang masih kesulitan untuk mengelola dirinya lantaran luka batin di masa lampau yang tidak tertangani dengan baik.

“Bisa ditelusuri kenapa masih ada orang yang meledak-ledak ketika marah di ruang publik. Bisa saja, di awal pertumbuhannya dulu, dia punya luka batin. Entah karena pola asuh atau hal-hal yang membuat dia trauma tapi didamaikan,” jawab Sekar.

Dari situ, trigger atau pelatuk sekecil apapun bisa menjadi ledakan yang luar biasa besar karena luka batin itu menumpuk, tidak tersalurkan dengan baik hingga membentuk konsep diri.

Baca juga: 4 Arti Mimpi Banjir, Pertanda Harus Hati-hati Dalam Mengelola Emosi

MERUGIKAN DIRI SENDIRI

Menurut Sekar, orang dewasa mestinya mampu melepaskan emosi negatif, amarah, kesedihan, ketakutan tanpa harus merugikan diri sendiri.

Seseorang harus memiliki metode pelepasan energi negatif yang tepat, seperti menulis, berbicara, bercerita dan masih banyak lagi, sesuai dengan keinginan dia.

“Lepaskan energi negatif bisa dengan menulis biar gak pipis sembarangan gitu kan. Kalau dia terbiasa melepas energi negatif dengan benar, maka itu menguntungkan dirinya,” tambah dia.

Menurutnya, dengan melepas energi negatif secara benar, maka mereka yang bermasalah dengan diri, bisa mulai memahami diri sendiri, meningkatkan kinerja hingga kualitas menjadi manusia.

Efek domino yang didapat adalah mereka tidak akan sembarangan meledak-ledak di ruang publik yang menghancurkan reputasinya.

“Metodenya banyak kog untuk melepas negativity itu. Misal dengan menulis untuk orang yang dia melukai batinnya. Tulis aja surat meski tidak bisa diberikan, yang penting lega dan mengakui luka batinnya itu,” tutur dia.

Orang yang melukai batin, kata dia, tidak melulu dari orang jauh, bisa juga orang terdekat, seperti bapak, ibu atau saudara.

“Dengan menulis, kita belajar untuk mengenal luka diri. Apakah dulu kita ternyata fatherless? Motherless? Punya inner child yang belum damai? Itu dituliskan saja biar tidak mempersulit diri dan orang lain,” papar Sekar.

Pengenalan luka diri menghindarkan seseorang dari amarah yang tidak terkontrol yang bakal menyulitkan dirinya untuk menjadi manusia yang utuh.

Baca juga: 3 ARTI MIMPI Berenang, Simbol Emosi, Keceriaan hingga Refleksi Diri

BERPENGARUH PADA ORANG LAIN

Sekar melanjutkan, ledakan terus menerus bisa menghambat kematangan emosi seseorang.

Orang lain juga bakal merasakan efek dari ketidakmatangan emosi.

Disebutkan Sekar, akan ada orang yang trauma dengan mereka yang tak bisa mengontrol emosi dengan baik.

“Orang kan macam-macam. Ada yang luweh, ada yang ke-trigger dikit, trauma. Luapan emosi tak terkendali itu menyakiti orang lain. Ingat saja, trigger sekecil apapun bisa menjadi luka juga untuk orang lain,” terang dia.

Efek luapan emosi tak terkendali, kata Sekar, juga menimbulkan ketidakproduktifan sistem pekerjaan yang sudah berjalan.

Orang-orang sekitar bakal merasa malas berdiskusi, takut, tidak nyaman, hingga sulit menemukan inspirasi.

“Paling ditekankan itu ke mereka yang punya emosi meluap. Negativity itu merugikan diri sendiri. Jadi, perlu ada mekanisme pelepasan energi negatif yang tepat sejak sekarang,” tutupnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved