Politik Global

Presiden Macron : Eropa Mau Ikut China, AS, atau Mandiri?

Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan masa depan benua Eropa. mau jadi pengikut China, AS, atau otonom atau mandiri.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
AFP/POOL/CHRISTOPHE PETIT TESSON
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kanan) ketika menumpangkan kaki di meja di depan Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam pertemuan di Paris 22 Agustus 2019. 

TRIBUNJOGJA.COM, PARIS – Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan masa depan Eropa menyusul konflik berkepanjangan Rusia-Ukraina.

Menurut Presiden Prancis, benua itu harus memutuskan apakah ingin bebas atau menjadi "pengikut" China atau Amerika Serikat.

Eropa menurut Macron saat ini menemukan dirinya dalam pergolakan dan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait konflik Ukraina.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan hal itu dalam wawancara dengan surat kabar Spanyol El Pais, Kamis (19/1/2023).

Pemimpin Prancis itu mencatat model ekonomi Eropa sangat dipengaruhi oleh konsekuensi langsung dan tidak langsung dari perang ini.

Dalam istilah ekonomi, dunia ditentukan polaritas antara AS dan China, dan Eropa belum memutuskan apakah ingin menjadi pengikut salah satu dari keduanya.

Ataukah ingin mengejar jalan kebebasan dan solidaritas. Sementara Eropa sejauh ini tidak dapat sepenuhnya menjawab pertanyaan ini.

“Jawabannya adalah Eropa yang berdaulat secara ekonomi, teknologi, dan militer. Dengan kata lain, Eropa yang benar-benar kuat," tegas Macron.

Baca juga: Prancis Pasok Tank AMX-10, AS Akan Kirim Ranpur Bradley ke Ukraina

Baca juga: Eks Tentara Prancis Minta Suaka ke Rusia, Saksi Kejahatan Perang Pasukan Ukraina

Baca juga: Video Detik-detik Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditampar Seorang Pria

Macron percaya krisis yang kini dialami Eropa juga bergantung pada fakta benua tersebut belum sepenuhnya mencerna periode setelah berakhirnya Perang Dingin.

UE bergegas untuk memperluas dengan cepat ke timur dengan keyakinan masalah telah diselesaikan setelah Perang Dingin berakhir.

Sekarang, UE memiliki dua kelompok negara yang memiliki pandangan berbeda tentang masa depan blok tersebut.

Macron menambahkan Eropa timur mencari lebih banyak otonomi nasional di dalam UE, dan kita harus tahu cara mendengarkan mereka.

Namun, krisis ini tidak hanya melanda Eropa tetapi juga semua negara demokrasi barat, yang mengalami semacam kelelahan, kehilangan referensi kolektif.

Sistem kapitalis global sendiri berada dalam krisis karena tidak lagi mengangkat orang keluar dari kemiskinan.

Tapi justru menyebabkan ketidaksetaraan meroket, dan menurut Macron, menyebabkan krisis hati nurani bagi demokrasi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved