Berita Internasional
Gencatan Senjata dengan Iran, Israel Tetap Serang Gaza, 74 Orang Tewas dalam 24 Jam
Meski tengah dalam gencatan senjata dengan Iran, Israel tetap menyerang warga Palestina di Gaza, dalam 24 terakhir 74 orang tewas, 391 luka-luka.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Alifia Nuralita Rezqiana
TRIBUNJOGJA.COM - Gencatan senjata Israel dengan Iran tak menghentikan serangan Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Diwartakan Al Jazeera, Rabu (25/6/2025), dalam kurun waktu 24 jam terakhir, 74 orang warga Palestina tewas akibat serangan Israel.
Sementara itu, sebanyak 391 orang mengalami luka-luka.
Korban tewas dan luka-luka di Gaza hari ini menambah jumlah total korban tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023.
Tercatat, hingga Rabu (25/6/2025), sebanyak 56.156 orang Palestina di Gaza tewas dan 132.239 orang lainnya luka-luka.
Aksi Israel menyerang dan membunuh warga Gaza yang sedang mencari bantuan sempat mendapat kecaman keras internasional.
Namun, kini penyerangan terhadap warga Palestina yang sedang mencari bantuan terjadi setiap hari.
Warga Gaza yang kelaparan tetap berjuang mendapatkan bantuan makanan apa pun yang bisa mereka dapatkan, bahkan jika harus mengorbankan keselamatan.
Cerita warga Gaza tentang serangan Israel semalam
Diwartakan Al Jazeera, Rabu (25/6/2025), jurnalis Reuters sempat berbincang dengan dengan Ramzi Khaled, seorang warga Kota Gaza yang hampir menjadi korban serangan udara besar-besaran Israel terhadap sebuah bangunan yang melindungi orang-orang yang mengungsi.
“Tiba-tiba, tanpa peringatan sebelumnya, orang-orang yang tinggal dan berada di tempat penampungan yang merupakan stasiun bahan bakar al-Shawwa … Tanpa peringatan sebelumnya, tempat itu terkena hantaman,” kata Khaled, dikutip Tribunjogja.com dari Al Jazeera.
Ia menerangkan, bangunan tempat warga Gaza mengungsi tersebut runtuh dan menimpa para pengungsi.
“Mereka semua hancur berkeping-keping. Sekitar 12 orang yang ada di gedung ini, semuanya hancur berkeping-keping,” ungkap Khaled.
“Kami menyelamatkan apa yang kami bisa, tiga orang hancur berkeping-keping, dan di sini kami mencoba menyelamatkan beberapa orang, seorang martir dan sisanya yang berada di bawah reruntuhan,” imbuhnya.
Tak ada alat berat yang bisa digunakan untuk mengevakuasi para korban.
“Kami mulai bekerja … dengan palu – dan benda-benda primitif. Tidak ada buldoser atau benda-benda berat yang membantu kami,” tutur Khaled.
“Di sini, orang-orang mencoba menggali dengan cara sederhana, mereka menggunakan tangan mereka untuk menyelamatkan bagian-bagian tubuh dan martir yang tersisa,” ujar Khaled.
(Tribunjogja.com/Al Jazeera)
Akhir Perjalanan Sleeping Prince, Alwaleed bin Khaled Al Talal Meninggal Setelah 20 Tahun Koma |
![]() |
---|
Krisis Air di Gaza, Israel Serang Warga Palestina yang Cari Bantuan Air, 10 Tewas Termasuk Anak-anak |
![]() |
---|
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu Bertemu, Bahas Rencana Kontroversial Usir Warga Gaza |
![]() |
---|
Daftar Negara dengan Harga BBM Termurah di Dunia 2025: Malaysia Rp 7 Ribu AS Rp 15 Ribu |
![]() |
---|
Ribuan Bayi di Gaza Kelaparan, Pasokan Susu Formula Menipis di Bawah Blokade Israel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.